jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 26 persen responden survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan bahwa hubungan bisnis Indonesia dengan Tiongkok berimbas kepada upaya menghidupkan paham komunis.
Hal itu diketahui setelah SMRC membeberkan survei berjudul Penilaian Publik Terhadap Isu Kebangkitan PKI.
BACA JUGA: Gubernur Lemhanas Sebut Komunisme Masih Hidup di Turki hingga Palestina
"Yang percaya hubungan itu terkait dengan kebangkitan komunisme dan PKI di Indonesia sebanyak 26 persen," kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas saat membeberkan hasil survei, Rabu (30/9).
Di sisi lain, sebanyak 47 persen responden survei yang sama menyatakan, hubungan Indonesia dengan Tiongkok tidak berpengaruh ke sisi ideologis. Utamanya dalam upaya menyebarkan paham komunis.
BACA JUGA: KAMI: Kalau Percaya Ideologi Komunis Sudah Mati, Sekolahnya Belum Tamat!
Responden kelompok ini yang menganggap, hubungan Indonesia dengan Tiongkok sebatas urusan bisnis. Tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"47 persen warga percaya bahwa hubungan dengan Tiongkok atau Tiongkok tidak ada kaitannya dengan kebangkitan komunis, melainkan untuk kepentingan ekonomi bersama," beber dia.
BACA JUGA: Tengku Zulkarnain: Pemerintah Memberi Ruang Ideologi Komunis Tumbuh Kembali
Di sisi lain, sebanyak 26 persen tidak menjawab atau tidak tahu terkait hubungan Indonesia dengan Tiongkok.
Survei yang sama juga mencatat 14 persen responden meyakini adanya kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di tanah air.
Mengacu survei SMRC itu, sebanyak 36 persen responden tahu atau pernah mendengar isu bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI. Sisanya 64 persen merasa tidak tahu atas isu tersebut.
SMRC pun menelaah lebih lanjut dari 36 persen responden yang tahu isu kebangkitan PKI. Sebesar 38,7 persen dari yang tahu tadi, menyatakan setuju terhadap kebangkitan PKI.
Artinya, kata Abbas, sebesar 14 persen dari total populasi responden survei SMRC menyatakan setuju terhadap kebangkitan PKI.
"Jadi, artinya total populasi Indonesia yang tahu atau mengatakan setuju bahwa saat ini sedang ada kebangkita PKI di Indonesia. Itu ada 14 persen," ungkap dia.
Sebagai catatan, survei SMRC ini dilaksanakan pada 23-26 September 2020. SMRC melakukan survei terhadap seluruh warga indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Survei dilakukan melalui telepon dan populas responden sebanyak 1.203. Demi mendapatkan sampel yang proporsional, SMRC mengecek karakteristik dan dilakukan pemungutan di sampel terpilih.
Diketahui, margin of eror survei diperkirakan antara kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan