jpnn.com, JAKARTA - Survei Vox Populi Research Center menunjukkan bahwa 71,3 persen penduduk mengaku puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Pembangunan infrastruktur yang menjadi program andalan Jokowi menempati peringkat pertama indikator kepuasan, yakni sebesar 77,6 persen.
“Di sisi lain, isu ekonomi seperti lapangan kerja dan harga pangan menjadi indikator paling rendah dalam tingkat kepuasan,” jelas Direktur Riset Vox Populi Research Center Dika Moehamad dalam siaran pers di Jakarta, Senin (25/3). Kepuasan soal lapangan kerja hanya sebesar 48,0 persen dan harga pangan 46,2 persen.
BACA JUGA: Kampanye Terbuka di Banyuwangi, Jokowi Pamer Bandara Sampai Pabrik Kereta
Menurut Dika, sisi lemah Jokowi inilah yang kemudian dimanfaatkan secara efektif oleh kubu oposisi untuk melancarkan kritik. Metafora “tempe setipis ATM” dan “lulusan sarjana hanya jadi ojek online” kerap dilontarkan oleh Prabowo dan pasangan calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno.
“Belakangan Jokowi melemparkan janji baru, meluncurkan tiga kartu sakti baru, di antaranya adalah kartu prakerja dan kartu sembako murah,” lanjut Dika.
BACA JUGA: Jokowi - Maruf Unggul di Semua Wilayah, Prabowo - Sandi Hanya di Sumatera
Kartu-kartu baru ini tampaknya jawaban yang diberikan terhadap kritik oposisi dan ketidakpuasan publik atas problem lapangan kerja dan naik-turunnya harga pangan.
BACA JUGA: Survei: PDIP dan Gerindra Menang Banyak, Golkar dan Demokrat Turun
BACA JUGA: Di Hadapan Anak-Anak Muda Banyuwangi, Jokowi Buka Kisah Sedih Hidupnya
Indikator kepuasan lain yang relatif tinggi adalah dalam hal pemberantasan korupsi (76,2 persen), hubungan internasional (72,4 persen), dan penegakan hukum (71,7 persen). “Sedangkan tiga isu lain ada pada tingkat moderat, yaitu pendidikan (71,2 persen), kesehatan (63,8 persen), dan perlindungan HAM (58,1 persen),” jelas Dika.
“Tingginya kepuasan terhadap kinerja pemerintah terkonversi dalam elektabilitas Jokowi yang jauh mengungguli Prabowo,” tandas Dika.
Pasangan calon (paslon) Jokowi-Ma’ruf Amin meraih elektabilitas 54,1 persen, sedangkan Prabowo-Sandi hanya sebesar 33,6 persen. Sisanya sebanyak 12,3 persen masih belum memutuskan pilihan.
Kubu Prabowo-Sandi masih harus bekerja keras dalam sisa waktu kurang dari satu bulan untuk mengejar ketertinggalan yang terpaut 20 persen.
“Dalam masa kampanye terbuka dan iklan di media massa, serta dua putaran debat kandidat, kepuasan dan ketidakpuasan publik bisa menjadi amunisi bagi kedua kubu untuk merebut suara mengambang,” pungkas Dika.
Survei Vox Populi Research Center dilakukan dengan metode kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 1200 orang, dipilih secara acak bertingkat mewakili seluruh provinsi. Margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan data dilakukan pada 5-15 Maret 2019. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenapa Harus Pak Jokowi yang Meresmikan MRT Jakarta?
Redaktur & Reporter : Adil