Survei AFTECH, Indonesia Dominasi 33 Persen Pendanaan Perusahaan Fintech ASEAN

Kamis, 27 Juli 2023 – 18:34 WIB
Peluncuran AFTECH AMS 2022/2023 dilaksanakan dalam rangkaian acara Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) di JIExpo Convention Center and Theater, pada Kamis (27/7). Foto: dokumentasi AFTECH

jpnn.com, JAKARTA - Industri fintech di Indonesia mendominasi hingga sekitar 33 persen dari total pendanaan perusahaan fintech di Asia Tenggara. Jumlah ini merupakan terbesar kedua setelah Singapura yang mendapatkan 43 persen total pendanaan.

Hal ini berdasarkan laporan dari Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) berkolaborasi dengan Katadata Insight Center (KIC) serta didukung oleh Women’s World Banking (WWB) kembali yang meluncurkan AFTECH Annual Members Survey (AMS).

BACA JUGA: Menkop UKM Minta Industri Perbankan Tiru Sistem Fintech, Ini Alasannya

Peluncuran AFTECH AMS 2022/2023 dilaksanakan dalam rangkaian acara Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) di JIExpo Convention Center and Theater, pada Kamis (27/7).

Direktur Katadata Insight Center (KIC) Adek Media Roza mengatakan meskipun dilanda fenomena tech winter, investasi sektor fintech di Indonesia masih menunjukkan performa yang cukup baik didukung oleh cara pandang positif pelaku fintech.

BACA JUGA: Lodewijk Paulus: Fintech Bantu Percepatan Inklusi Keuangan di Indonesia

Menurut dia, beberapa pelaku fintech menyatakan bahwa fenomena tech winter justru dilihat sebagai momentum untuk terus berinovasi.

Pengesahan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan juga dipandang mencerminkan dukungan Pemerintah dan regulator bagi industri fintech.

“Sebanyak 76 persen pelaku fintech setuju bahwa peraturan Pemerintah saat ini kondusif mendukung inovasi, meski relaksasi atau kelonggaran dalam regulasi dan pemberian insentif tertentu masih tetap menjadi harapan,” ucap Adek di lokasi.

Laporan AFTECH AMS 2022/2023 menggambarkan bahwa kerangka peraturan dari Pemerintah dan regulator yang ada saat dinilai pelaku fintech menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi dan investasi sehingga mendukung keberlangsungan perkembangan industri fintech di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan tech winter yang melanda dunia dampaknya tidak terlalu dirasakan oleh industri fintech di Indonesia. Ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan.

“Success story Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi harus jadi bagian terpenting dari success story fintech. Untuk itu, OJK berharap tren pertumbuhan fintech Indonesia tetap positif dalam jangka panjang,” ujar Mahendra.

Lebih lanjut, agar pertumbuhan fintech berjalan baik maka harus disertai penerapan good governance, risk and compliance, transparansi, mekanisme audit yang kredibel, dan akuntabilitas sebagai perilaku kunci bisnis fintech.

Pihaknya yakin bahwa fintech di Indonesia mampu jadi bagian integral dari pembangunan ekonomi Indonesia.

“Inovasi dan solusi yang ditawarkan fintech sangat diperlukan Indonesia yang punya pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan, demografi yang besar, dan stabilitas politik yang baik serta pembangunan sosial serta kesejahteraan yang cepat,” tuturnya.

Di lokasi yang sama, Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir mengatakan bahwa di tengah lingkungan bisnis yang diwarnai oleh resesi global, industry fintech berperan penting dalam merespons tantangan-tantangan yang ada.

Dalam konteks ini, kata Pandu, fintech menjadi solusi kunci untuk perusahaan dalam menjaga efisiensi dan efektivitas di tengah tekanan ekonomi.

Beberapa anggota AFTECH yang menyatakan bahwa mereka meluncurkan berbagai inovasi produk dan layanan untuk mempertahankan kinerja perusahaan mereka.

“Hal ini menunjukkan industry fintech berkembang ke arah yang positif guna mendorong inklusi finansial mencapai target 90 persen pada 2024 dan memperkuat ekosistem digital nasional,” kata Pandu.

AMS 2022/2023 menyoroti perkembangan industri fintech, fenomena tech winter, talenta digital, kontribusi terhadap perekonomian (terutama investasi), penerapan tata kelola yang baik, pemerataan infrastruktur digital, kesetaraan gender, dan regulasi yang kondusif.

Semakin masifnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, tak lepas dari perkembangan fintech yang terjadi beberapa tahun terakhir. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
fintech   AFTECH   ASEAN   Ekonomi   Inovasi  

Terpopuler