Survei BI: Persepsi Konsumen Membaik

Jumat, 14 Juni 2019 – 02:23 WIB
Bank Indonesia. Foto: dokumen Indopos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Konsumen tanah air optimistis menghadapi kondisi perekonomian berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia (BI).

Dalam survei yang digelar pada Mei itu, indeks keyakinan konsumen (IKK) tercatat 128,2.

BACA JUGA: Melambat, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 5.339 Triliun

Bulan sebelumnya, IKK sebesar 128,1. Optimisme konsumen tersebut didorong kenaikan indeks kondisi ekonomi (IKE) saat ini.

’’(Yang meningkat) Terutama persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan pembelian barang tahan lama,’’ jelas Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Rabu (12/6).

BACA JUGA: Penukaran Uang Baru Tembus Rp 1,6 Triliun

baca juga: Kadin dan HIPMI Merapat ke Istana, Bertemu Erick Thohir dan Jokowi

Dari segi usia, menurut dia, peningkatan IKK terjadi pada responden 20–30 tahun dan 41–50 tahun.

BACA JUGA: Gubernur BI: Tarif Angkutan Udara Turun

Secara spasial, IKK meningkat di sepuluh kota pelaksana survei, dengan angka tertinggi di Pontianak.

Kendati demikian, Onny mengakui bahwa ekspektasi konsumen terhadap perekonomian pada Mei lebih rendah daripada bulan sebelumnya.

Hal itu terjadi karena ada ekspektasi penurunan penghasilan dan kegiatan usaha dalam enam bulan ke depan.

’’Hasil survei juga mengindikasikan tekanan harga dalam enam bulan mendatang. Sekitar November,’’ katanya.

Menjelang akhir tahun, permintaan barang dan jasa meningkat. Karena itu, harga-harga pun meningkat.

Menurut Ekonom Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Alexander Sugandi, survei tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya responden telah memperkirakan penurunan penghasilan.

Selain itu, mereka memprediksi berkurangnya lapangan kerja dan menurunnya kegiatan usaha dalam enam bulan ke depan.

Eric menekankan bahwa survei konsumen merupakan survei persepsi. Semua data dihimpun berdasar persepsi dan keyakinan responden sesuai informasi yang mereka terima ketika survei berlangsung.

Oleh karena itu, ke depan, persepsi tersebut bisa sama dengan realita atau tidak.

’’Jadi, kita tidak bisa memprediksi daya beli ke depan dari persepsi konsumen. Namun, kita bisa tahu apa ekspektasi responden terhadap kondisi ekonomi ke depan,’’ tuturnya. (ken/c20/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebutuhan Uang Tunai Ramadan dan Idulfitri Tembus Rp 33,4 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler