jpnn.com, JAKARTA - Nama dua capres Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat dalam simulasi dua nama di survei Charta Politika terbaru.
Direktur Eksekutif Charta Politika mengatakan, pihaknya sengaja membuat riset peta elektoral setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK), terkait peraturan batas usia kontestan Pilpres 2024.
BACA JUGA: Survei Charta Politika: 61 Persen Pemilih Jokowi Memilih Ganjar, Sisanya?
Survei Charta Politika mendapatkan hasil bahwa Prabowo meraup elektabilitas suara sebesar 44.4 persen Sementara itu, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di persentase 40.8 persen.
Yunarto Wijaya mengatakan, Prabowo Subianto telah mengalami penurunan elektabilitas setelah putusan MK dan pendaftaran capres-cawapres dilakukan. Hal ini setelah putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dipilih sebagai cawapres Prabowo.
BACA JUGA: Survei Charta: Pemilih yang Tak Puas Dengan Jokowi Cenderung Mendukung Prabowo
“Dari jumlah tersebut, 49.9 persen responden setuju bahwa hal tersebut merupakan penyalahgunaan wewenang untuk memudahkan putra Presiden Jokowi menjadi calon Wakil Presiden,” tutur Yunarto dalam paparan surveinya, Senin (6/11).
Yunarto menuturkan temuan Charta Politika juga melihat bagaimana mayoritas masyarakat sebenarnya menolak akan hasil putusan politik dinasti yang telah terjadi melalui Ketua MK, Anwar Usman, yang diketahui adalah ipar dari Jokowi.
“Sebanyak 59,3 persen responden menyatakan tidak setuju dengan praktik politik dinasti,” tegas Yunarto.
Sebagai informasi tambahan, survei "Peta Elektoral Pasca Putusan MK & Pendaftaran Capres-Cawapres" dilakukan Charta Politika dalam periode 26-31 Oktober 2023.
Survei dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 2,400 responden yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rentang usia 17 tahun ke atas atau sudah memenuhi syarat pemilih dengan metode wawancara tatap muka (face to face).
Penghitungan dilakukan dengan menggunakan metode sampling multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) 2 sampel dan quality control 20 persen dari total sampel.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul