Survei CPCS: Usung Anies, NasDem Langsung Ditinggal Pemilih Nasionalis

Kamis, 04 Agustus 2022 – 19:56 WIB
Hasil survei elektabilitas partai politik yang dilakukan CPCS pada 22-27 Juli 2022. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas NasDem anjlok setelah menetapkan Anies Baswedan sebagai kandidat capres.

Elektabilitas partai Surya Paloh itu merosot tajam menjadi 2,1 persen.

BACA JUGA: Selama Masih Ada Mas Pras, Janji Kampanye Anies Soal Ini Tak Akan Terwujud

Padahal hingga tiga bulan lalu, Nasdem masih mampu mengamankan posisi dengan meraih elektabilitas di atas ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Anjloknya dukungan terhadap Nasdem berbanding terbalik dengan kenaikan elektabilitas partai-partai nasionalis lainnya.

BACA JUGA: Anies Baswedan Ubah Nama RSUD jadi Rumah Sehat, Mas Pras: Setop Kebijakan Ngawur!

PDIP misalnya, tetap unggul pada peringkat pertama dan mengalami kenaikan elektabilitas menjadi 19,5 persen, disusul Gerindra sebesar 13,2 persen dan Golkar 8,8 persen. Tampak terjadi pergeseran pemilih nasionalis meninggalkan Nasdem setelah mencapreskan Anies.

“Keputusan mengusung Anies sebagai capres membuat Nasdem ditinggal oleh sebagian pemilih nasionalis,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta, Kamis (4/8).

BACA JUGA: Soal Nama Calon Pengganti Anies Baswedan, Kemendagri Bilang Begini

Di antara tiga partai yang berpeluang mengusung Anies, hanya PKS yang tampak menikmati kenaikan elektabilitas. PKS meraih elektabilitas 6,0 persen, di bawah PKB (7,1 persen).

Sedangkan Demokrat cenderung stagnan (5,3 persen), di bawah PSI (5,6 persen).

Menurut Okta, keputusan Nasdem mencapreskan Anies belum tentu sudah bersifat final. Masih ada dua nama lain, yang semuanya bukan dari internal Nasdem. Partai-partai masih berharap bisa mengusung capres dari internal, termasuk PKS dan Demokrat.

Terakhir, PKS berupaya melakukan judicial review meminta Mahkamah Konstitusi untuk mengubah ketentuan tentang PT 20 persen. “Mencapreskan Anies merupakan strategi Nasdem untuk memimpin poros koalisi di luar PDIP, Gerindra, dan Golkar,” tandas Okta.

Sementara itu elektabilitas mitra koalisi KIB dua-duanya masih berada di bawah ambang batas parlemen, yaitu PPP (2,7 persen) dan PAN (2,3 persen). Turunnya elektabilitas Nasdem membuat posisinya setingkat di atas Perindo (1,5 persen).

Berikutnya ada partai-partai politik baru, yaitu Gelora (1,3 persen) dan Ummat (1,0 persen). Sisanya di bawah 1 persen, partai-partai baru lainnya total didukung 1,0 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 21,4 persen.

“Peta koalisi dan bursa capres masih sangat dinamis, termasuk pertimbangan Nasdem untuk mengusung Anies,” pungkas Okta. Sejauh ini Anies masih menjadi figur sentral di kubu oposisi pemerintahan Jokowi, dan kerap dirangkul untuk meningkatkan posisi tawar dalam politik.

Survei CPCS dilakukan pada 22-27 Juli 2022, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler