Survei: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Gerindra Ikut Terkerek

Senin, 14 Februari 2022 – 16:58 WIB
SPIN merilis hasil survei elektabilitas capres terbaru, Senin (14/2). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga riset dari Survei & Polling Indonesia (SPIN) kembali merilis hasil surveinya untuk memotret seperti apa konstelasi sosial politik di kalangan masyarakat dewasa ini, salah satunya adalah tentang potensi tokoh-tokoh nasional dalam bursa Pilpres 2024 mendatang.

Direktur SPIN, Igor Dirgantara mengatakan, bahwa pertama ia mengukur seperti apa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah pusat saat ini.

BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Prabowo Belum Terkejar, Makin Sangar Jika Duet dengan Ganjar

Dari hasil risetnya itu, mayoritas masyarakat merasa puas dengan kinerja pemerintah.

"Hasil survei menunjukkan ada sebesar 60,8 persen publik menilai seperti itu. Sementara sebagian kecil atau 13,7 persen menilai tidak memuaskan dan ada 20,1 persen yang menyatakan biasa saja," kata Igor dalam rilis surveinya, Senin (14/2).

BACA JUGA: Survei Capres: Prabowo Masih di Puncak, Anies dan Ganjar Tipis Banget

Setelah mengukur tingkat kepuasan, Igor pun bertanya kepada para responden yang dilibatkan, yakni tentang bagaimana penilaian mereka terhadap arah pembangunan yang saat ini dijalankan oleh pemerintah. Apakah menurut mereka, arah pembangunan yang ada perlu diubah atau dilanjutkan saja karena sudah dianggap baik.

"Publik kemudian menilai arah pembangunan nasional yang telah sedang dijalankan pemerintahan Jokowi-Maruf 2021 yang lalu perlu terus untuk dilanjutkan oleh pemerintahan periode hasil Pemilu 2024 yang akan datang," ujarnya.

BACA JUGA: Hasil Survei: Prabowo Subianto Teratas, tetapi Masih Belum Aman 

Hal ini disampaikan Igor, karena berdasarkan data yang didapatkannya, mayoritas responden menginginkan agar arah pembangunan yang saat ini sudha berjalan bisa tetap dilanjutkan.

"Indikasinya didapat dari temuan survei dimana ada sekitar 51,5 persen yang menyebutkan agar arah pembangunan nasional perlu dilanjutkan. Ada juga sebesar 17,4 persen yang meminta tetap dilanjutkan tetapi secara bersyarat dimana perlu ada perubahan-perubahan. Sementara ada 30,3 persen yang menyatakan agar arah pembangunan perlu diganti," paparnya.

Lebih jauh, Igor juga ingin melihat sedikit lebih dalam tentang aspek arah pembangunan yang ingin dilanjutkan itu. Mayoritas menjawab bahwa Bansos, Ketahanan Pangan serta Modernisasi Alutsista menjadi lebih dominan.

"Sebagian besar berpendapat bidang sosial (Bansos) 55,5 persen; Katahanan pangan 52,6 persen; Modernisasi alutsista 50,9 persen," jelasnya.

Kemudian untuk Sertifikat Hak Milik (SHM) tanah atau Agraria 45,1 persen; kebebasan beragama 42,3 persen; infrastruktur 40,5 persen perlu dilanjutkan dan oleh karenanya menjadi prioritas utama.

Sementara yang menjawab terus dilanjutkan dengan beberapa perbaikan ditempati oleh bidang ketenagakerjaan 42,6 persen (penduduk yang tidak bekerja imbas covid-19, omnibus law dsb), penyempurnaan penanganan covid-19 40,1 persen dan pemindahan IKN 28,1 persen dan bidang politik dan hukum (demokrasi dan HAM) sebesar 29,9 persen.

Menariknya, ketika ditanya siapa yang paling pantas meneruskan arah pembangunan pemerintahan sekarang, lebih banyak menyebut bahwa Prabowo Subianto dianggap sosok yang paling tepat.

"Sebagian besar publik atau sekitar 20,1 persen menjawab Prabowo; Anies Baswedan 11,5 persen; Ridwan Kamil 10,3 persen; Ganjar 9,8 persen dan seterusnya," tandasnya.

Menurut Igor, jika ditilik dari sisi kepantasan Prabowo, mungkin saja didapat dari konsistensinya dalam menjalankan program-program pembangunan Jokowi di bidang pertahanan dan bidang terkait lainnya.

"Secara personal juga Prabowo terlihat telah matang dan penuh pengalaman terkait pemerintahan," imbuh Igor.

Setelah mendapati data-data dasar untuk memotret seperti apa kinerja pemerintah pusat sejauh ini, Igor juga ingin memotret nama-nama tokoh nasional yang berpotensi dipilih oleh masyarakat dalam Pilpres 2024 mendatang.

Dalam hasil surveinya, mayoritas masyarakat memilih Prabowo Subianto sebagai Presiden jika pemilu dilaksanakan nanti.

"Sebagian besar publik atau sebesar 24,5 persen memilih Prabowo sebagai calon Presiden," terang Igor.

Selanjutnya di bawah Prabowo, ada nama Anies Baswedan yang hanya mendapat 13,6 persen dan Ganjar Pranowo sebesar 12,8 persen. Posisi selanjutnya di tempati berturut-turut oleh Ridwan Kamil (6,1 persen); AHY (4,4 persen); Sandiaga Uno (4,1 persen); dan Puan Maharani (3,0 persen). Tri Rismaharini dan Khofifah berbagi persentase yang sama (1,6 persen); di posisi ke-10 ditempati Erick Thohir (1,5 persen); Airlangga Hartarto (1,3 pesen) dan seterusnya. Sementara ada 20,4 persen publik yang masih belum menentukan pilihanya.

Lagi-lagi dapat diambil kesimpulan, bahwa mengapa elektabilitas Prabowo Subianto masih berada di puncak tangga survei, karena konsistensi dan fokus kinerja Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu dalam menjalankan tugas-tugas negara.

"Karena konsistensi fokus kerjanya sebagai menteri pertahanan di pemerintahan yang secara konkret dapat disaksikan dan didengar oleh publik luas dari beragam saluran media penuh dengan prestasi," tuturnya.

Di sisi lain, peran mesin partai juga tak kalah ikut andil di dalam mendongkrak penilaian publik terhadap sosok Prabowo Subianto. Dukungan yang solid dari partai Gerindra mulai dari bawah hingga di atas untuk mendapuk kembali Ketumnya sebagai calon Presiden di 2024 juga sangat jelas terdengar oleh publik sehingga pilihan publik mayoritas jatuh ke Prabowo.

"Kepastian Ini juga yang membuat elektabilitas prabowo kokoh dipuncak elektabilitas. Hingga hari ini belum ada peristiwa yang berarti yang mampu mendegradasi posisinya di hati rakyat," ucapnya.

Kemudian, di samping itu pula saat ini semakin banyaknya deklarasi-deklarasi dukungan dari kelompok masyarakat baik secara sendiri dan berpasangan juga dapat menjadi indikator bahwa publik mengetahui dan mengharapkan beliau menjadi Presiden 2024.

Sementara Ganjar mengalami penurunan elektabilitas dari survei periode Desember 2021 lalu. Boleh jadi hal ini terjadi karena peristiwa yang terjadi di desa Wadas, Purworejo Jawa Tengah yang demikian viral di media maistream dan medsos. Kesempatan ini mendorong Anies kembali ke posisi ke-2 setelah Prabowo.

Lebih lanjut, Igor juga memotret seperti apa pandangan publik terhadap lembaga partai yang saat ini ada, khususnya mereka yang bakal ikut menjadi peserta di Pemilu 2024.

Sebagaian besar publik yakni sebesar 19,1 persen masih menjatuhkan pilihannya kepada PDIP jika pemilu 2019 diadakan hari ini. sementara posisi ke-2 masih ditempati Gerindra dengan perolehan persentase keterpilihan sebesar 15,6 persen.

Untuk posisi ke-3 ditempati oleh Golkar 10,9 persen, diikuti oleh PKB 6,3 persen, PKS 6,0 persen, NasDem 4,9 persen, PPP 1,9 persen, PAN 1,3 persen. Untuk PSI, PBB, Hanura, PKPI, Perindo dan Partai Berkarya masing berada diinterval 1,0 persen hingga 0,1 persen.

Demikian juga halnya dengan partai-partai baru yang akan menjadi peserta pemilu 2024 bila lulus persyaratan kepesertaan.

"Kesempatan untuk meraih suara lebih besar lagi masih sangat terbuka lebar karena masih ada 26,0 persen publik yang belum menentukan pilihannya," pungkasnya.

Perlu diketahui, bahwa survei ini dilakukan oleh SPIN pada tanggal 31 Januari - 11 Februari 2022 dengan melibatkan 1.230 responden yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan cara tatap muka dibantu lembaran kuesioner. Survei ini juga menggunakan metode probability sampling dan multistage random sampling dengan Margin of Error (MoE) kurang lebih 2,8 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler