jpnn.com, JAKARTA - Dari perkembangan terbaru kontestasi menuju Pilpres, dua sosok kuat saling adu kuat dan berpotensi diusung sebagai calon presiden. Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan Prabowo Subianto diprediksi unggul terhadap Ganjar Pranowo.
Dalam simulasi dua nama capres, Prabowo meraih elektabilitas hampir 50 persen atau tepatnya 49,5 persen, sedangkan Ganjar hanya 36,6 persen, dan sisanya 13,9 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Anies juga Dinilai Mampu Melanjutkan Kerja Jokowi, Angkanya Lumayan
“Prabowo mengungguli Ganjar dalam simulasi dua nama bakal calon presiden,” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, Senin (24/7).
Menurut Andreas, Prabowo dan Ganjar menjelma menjadi dua tokoh yang bakal berhadap-hadapan dalam ajang Pilpres 2024 mendatang. Masing-masing didukung oleh dua partai besar yang sama-sama unggul, yaitu PDIP dan Gerindra.
BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru: Prabowo Melesat, Anies Jeblok, Ganjar?
Elektabilitas keduanya sama-sama bertengger di kisaran 20 persen, di mana Prabowo unggul terhadap Ganjar. “Anies yang berada pada peringkat ketiga elektabilitasnya berjarak 10 persen di bawah Ganjar, dan masih belum jelas kepastian bakal nyapres,” tandas Andreas.
Presiden Jokowi sendiri disebut-sebut gencar melakukan cawe-cawe untuk turut menentukan siapa capres yang bakal berlaga. “Jokowi menginginkan capres yang bisa menjamin keberlanjutan program, alih-alih melakukan perubahan,” tegas Andreas.
BACA JUGA: Survei Indikator: Duet Ganjar-Erick Menang di Semua Simulasi Pilpres 2024
Dalam skenario hanya ada dua capres, Prabowo berpotensi unggul jauh di atas Ganjar dengan selisih elektabilitas hampir 13 persen. Prabowo juga mendapatkan banyak limpahan dari pendukung nama-nama capres yang lain, mencapai hingga 23,0 persen.
“Sebagian besar pemilih Anies mungkin akan bermigrasi ke Prabowo, mengingat basis pendukung Prabowo banyak beririsan dengan Anies, dilatari oleh kedekatan kedua tokoh ketika sama-sama beroposisi terhadap pemerintahan Jokowi,” jelas Andreas.
Prabowo merupakan rival dua kali Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019, tetapi kemudian memutuskan bergabung ke kabinet dengan menjabat posisi sebagai Menteri Pertahanan. Kini Prabowo menjadi pendukung kuat pemerintahan dan mendapat endorsement dari Jokowi.
Anies yang menjabat Menteri Pendidikan pada periode pertama Jokowi kemudian maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, melawan Ahok yang didukung Jokowi. Prabowo menjadi pendukung kuat Anies, lalu wakilnya Sandiaga Uno berpasangan dengan Prabowo pada Pilpres 2019.
“Jika Anies tidak bisa berlaga, pendukung Anies akan condong memilih Prabowo ketimbang Ganjar yang didukung kuat oleh PDIP,” lanjut Andreas. Ganjar hanya mendapatkan tambahan elektabilitas sebesar 13,0 persen, jauh di bawah migrasi pemilih kepada Prabowo.
Peta persaingan antara Prabowo dan Ganjar menegaskan mengapa Jokowi tampak lebih condong mengarahkan endorsement yang lebih kuat kepada Prabowo. “Jokowi lebih memilih mendukung capres yang berpotensi menang demi menjamin keberlanjutan,” terang Andreas.
Prabowo sendiri menampilkan gesture loyalitas kepada Jokowi, terutama sejak rekonsiliasi pasca-Pemilu 2019. Setelah sekian lama berada di luar pemerintahan, Jokowi yang notabene bekas rivalnya justru merangkul dan memberinya posisi strategis pada kebijakan pertahanan.
Sebagai mantan tentara, Prabowo diberi kewenangan penuh oleh Jokowi mengurusi aspek pertahanan yang memang menjadi bidangnya. Hal ini sekaligus memulihkan catatan buruk Prabowo ketika harus mengakhiri karier militernya dalam kontroversi semasa reformasi 1998.
Catatan hitam yang kerap menjadi sandungan Prabowo adalah soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM). “Kebijakan Jokowi membentuk tim penyelesaian HAM non-yudisial bisa memulihkan citra Prabowo, khususnya pada kasus penculikan aktivis,” jelas Andreas.
Belakangan Jokowi mengangkat Nezar Patria sebagai wakil menteri Kominfo, yang pernah menjadi salah satu korban penculikan 1998. “Pertemuan Budiman Sudjatmiko (mantan ketua PRD) dengan Prabowo semakin memperkuat upaya rekonsiliasi,” pungkas Andreas.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 5-12 Juli 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif