Survei P2G: 23,5% Orang Tua Tidak Setuju Anaknya Disuntik Vaksin Covid

Minggu, 11 Juli 2021 – 20:56 WIB
Koordinator Relawan Satgas Covid-19 Andre Rahadian berharap sukarelawan penanganan pandemi memperoleh akses membantu proses vaksinasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) melakukan survei nasional pada 5 sampai 8 Juli 2021. Hasilnya, sebanyak 63,3% orang tua menyatakan setuju anaknya divaksin.

Menurut Iman Zanatul Haeri, kepala Bidang Advokasi P2G, ada 23,5% orang tua tidak setuju anaknya divaksin dan 13,2% mengaku ragu-ragu.

BACA JUGA: Vaksin Covid-19 Berbayar Dikritik Irwan Fecho, Pakai Istilah Penjajahan

P2G, kata Iman, memahami jika mendapatkan vaksinasi adalah hak (termasuk bagi anak). Namun tentunya menjadi kewajiban semua orang tua, anak termasuk guru untuk menjaga dirinya tidak terpapar Covid-19 dan tidak menularkan kepada orang lain.

"Vaksinasi adalah satu satu upaya pokok sebagai warga negara yang baik, agar kita tidak mengganggu atau mengancam hak-hak orang lain untuk hidup sehat, tidak terpapar Covid-19," terang Iman di Jakarta, Minggu (11/7).

BACA JUGA: Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Tenaga Kesehatan Menggunakan Vaksin Moderna

Menurut P2G, tentu lebih baik bila anak sudah divaksin sebelum sekolah tatap muka demi mendukung tercapainya herd immunity dan suasana pembelajaran kondusif di sekolah nantinya. 

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim menambahkan, dari hasil survei menunjukkan mayoritas orang tua setuju anaknya divaksin. Ini menandakan orang tua sadar akan peran dan upaya mereka untuk memperoleh kesehatan serta keselamatan, agar anaknya mendapatkan hak pendidikan nantinya. 

BACA JUGA: Harga Vaksin COVID-19 Berbayar Rp879 Ribu per Orang

Bagi orang tua yang tidak mengizinkan, lanjutnya, perlu edukasi dan sosialisasi secara baik dan jelas oleh pemerintah. Dan sekolah, seperti wali kelas punya peran yang sangat tinggi memengaruhi persepsi dan meyakinkan orang tua ini. 

"Kesediaan orang tua mengizinkan anaknya divaksinasi patut diapresiasi, ini merupakan wujud nyata pendidikan bela negara bagi orang tua, apalagi bagi anak," kata Satriwan.

Dia membeberkan, survei P2G ini melibatkan 9.287 responden orang tua siswa di jenjang pendidikan SD/MI; SMP/MTs; SMA/SMK/MA, dari 168 kota/kabupaten dan 34 provinsi seluruh Indonesia. 

Teknik pengumpulan data melalui kuesioner semi tertutup (mixed) berbasis Web yang menggunakan aplikasi Google Form disebarkan via aplikasi WhatsApp ke seluruh jaringan guru P2G. Menggunakan teknik sampling acak sederhana 

(simple random sampling) yaitu teknik pengambilan sampel atau elemen secara acak, setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel, dengan margin of error 0,5 persen. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler