jpnn.com, SURABAYA - Pasangan calon nomor urut 1 pada Pilkada Surabaya 2020, Eri Cahyadi-Armuji unggul 6,5 persen dari rivalnya Machfud Arifin dan Mujiaman.
Angka tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan Pusat Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (PusdeHAM) Surabaya.
BACA JUGA: 3 Faktor Eri-Armuji Unggul 6 Persen dari Machfud-Mujiaman dalam Survei Internal
Pihak PusdeHAM Surabaya menyebutkan rinciannya, Eri meraup 48,6 persen, sedangkan Machfud 42,1 persen. Adapun yang belum menentukan 9,3 persen.
Peneliti PusdeHAM, Andik menjelaskan, mereka melakukan survei pada awal Oktober 2020 dengan jumlah responden 1.000 orang dan margin of error plus-minus 3 persen.
BACA JUGA: Cerita Istri Eri Cahyadi saat Berkunjung ke Kampung Masa Kecil Suaminya
Responden diambil di seluruh kecamatan di Kota Surabaya dengan metode sampling acak bertingkat.
“Sebenarnya Eri-Armuji ini kan bisa dibilang relatif baru, kalah start dibanding Pak Machfud yang sudah gebyar sejak awal tahun. Namun, dari hasil survei terlihat, kesolidan dan beberapa faktor lain tampak menonjol sehingga Eri-Armuji bergerak menyalip Machfud-Mujiaman setelah diumumkan,” ujar Andik kepada media, Minggu (25/10).
BACA JUGA: Ada Karangan Bunga Machfud Arifin di Pelataran Rumah Whisnu Sakti Buana
Andik mengatakan, ada beberapa faktor utama kenapa paslon Eri-Armuji unggul dibanding lawannya Machfud Arifin-Mujiaman.
“Ada tiga faktor utama yang mendulang keunggulan paslon Eri-Armuji. Yakni karena faktor Bu Risma, lalu sosok Eri Cahyadi dan Armuji sendiri, dan mesin PDI Perjuangan yang solid,” ujar Andik.
Menurut dia, Risma effect yang kini masih menjabat Wali Kota Surabaya berhasil memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk memilih Eri-Armuji.
Berbagai keberhasilan yang telah ditorehkan Risma selama menjabat wali kota hampir sepuluh tahun adalah garansinya.
“Selama ini banyak gagasan yang berhasil dikeluarkan Bu Risma dan berhasil memimpin Surabaya dengan baik. Gagasan-gagasan itu ke depan harus bisa diteruskan. Nah, orang yang dianggap paling bisa meneruskan gagasan itu adalah Eri Cahyadi, yang cukup lama menjabat kepala bappeko (badan perencanaan dan pembangunan kota). Eri dianggap orang yang tahu persis gagasan Bu Risma tersebut,” ungkapnya.
Menurut Andik, tagline ‘Meneruskan Kebaikan’ yang dipasang di baliho tepat dan memberikan pengaruh besar terhadap pemilih yang akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Eri-Armuji.
“Bu Risma salah satu faktor penting yang berkontribusi memberikan suara untuk Eri-Armudji,” katanya.
Faktor lainnya adalah sosok Eri Cahyadi dan Armuji.
Kedua orang itu dianggap sangat berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Eri merupakan ASN Pemkot Surabaya yang tentunya sangat paham birokrasi di Surabaya.
Dia yang paham betul bagaimana ide-ide pembangunan di Kota Pahlawan, karena jabatan terakhirnya adalah kepela bappeko. Selain itu juga pernah menjabat di beberapa jabatan strategis lainnya.
Sedangkan sosok Armuji, merupakan politikus senior PDI Perjuangan yang telah lama duduk di kursi DPRD.
“Armuji memiliki basis dukungan yang kuat di akar rumput. Orang sudah banyak mengetahui sepak terjang dia sebagai wakil rakyat,” jelasnya.
Sementara faktor mesin partai PDI Perjuangan, kata Andik, selama ini cukup dikenal militan.
"PDIP bakal bekerja keras dan kompak untuk memenangi Pilkada Surabaya. Hal itu sudah terbukti pada pilkada-pilkada sebelumnya. Mesin PDI Perjuangan Surabaya solid. Mereka bekerja keras bersama,” tegasnya. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek