Survei Schneider Electric: 71 Persen Pemimpin Bisnis Memprioritaskan Keberlanjutan

Jumat, 08 November 2024 – 10:17 WIB
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Martin Setiawan menunjukkan salah satu produk Schneider Electric di acara Innovation Day Jakarta 2024. Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Survei tahunan Schneider Electric, Green Impact Gap 2024, yang dilakukan di sembilan negara Asia dengan melibatkan 4.500 pemimpin bisnis, termasuk Indonesia, menunjukkan kesadaran perusahaan-perusahaan di Asia makin tinggi dalam mengutamakan keberlanjutan.

Mereka meyakini dampak positifnya terhadap inovasi dan peluang bisnis.

BACA JUGA: Schneider Electric Diakui sebagai Perusahaan Paling Berkelanjutan di Dunia

Di Indonesia, 98 persen pemimpin bisnis mengatakan telah menetapkan target keberlanjutan, dengan 71 persen pemimpin bisnis menyatakan keberlanjutan sebagai prioritas utama.

Sebanyak 48 persen dari mereka mengatakan peningkatan peluang bisnis merupakan pendorong utama inisiatif keberlanjutannya.

BACA JUGA: Martin Setiawan Ditunjuk jadi Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste

Selain itu, 38 persen perusahaan di Indonesia menyatakan berencana menginvestasikan lebih dari USD 1 juta untuk meningkatkan keberlanjutan operasional mereka dalam dua tahun ke depan, dengan digitalisasi (44 persen) dan keberlanjutan rantai pasokan (43 persen) menjadi dua fokus utama dalam investasi ini.

"Terlepas tingginya kesadaran dari tujuan keberlanjutan (98 persen), tetapi baru setengahnya (51 persen) yang memiliki rencana aksi yang jelas termasuk upaya dekarbonisasi," kata Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Martin Setiawan saat memaparkan laporan Green Impact Gap Survey 2024 di Jakarta, Kamis (7/11).

BACA JUGA: HUT ke-25, Schneider Electric Foundation Luncurkan Kampanye 25 Years Young di Indonesia

Beberapa tantangan yang menjadi hambatan dalam upaya dekarbonisasi mereka, seperti keterbatasan ketersediaan energi bersih atau energi baru dan terbarukan (EBT) yang belum mencukupi kebutuhan (39 persen), kendala operasional, kebijakan, dan finansial (masing-masing 32 persen), serta minimnya akses terhadap data yang memadai (29 persen).

“Kendala utama yang sering kami temui adalah keterbatasan data operasional yang menyebabkan para pelaku bisnis kesulitan dalam memetakan masalah dan mengambil langkah strategis dalam memulai aksi keberlanjutan," ungkapnya.

Melalui acara Innovation Day Jakarta 2024, Schneider Electric ingin membantu para pelaku bisnis Indonesia untuk mengakselerasi aksi keberlanjutannya, khususnya dalam upaya dekarbonisasi dengan solusi terintegrasi mulai dari konsultasi dalam pemetaan masalah dan pembuatan rencana aksi, hingga implementasi solusi digital dan otomasi yang mendukung tujuan keberlanjutannya.

Dalam kesempatan ini, Schneider Electric juga memperkenalkan konsultasi audit energi, EcoConsult Energy Efficiency untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia mendapatkan wawasan berbasis data atas konsumsi energi dalam kegiatan operasionalnya.

Selain itu mengambil langkah-langkah yang efektif dalam mengoptimalkan penggunaan energi mereka secara efisien, dan mengurangi pemborosan energi.

“Kami ingin menjangkau lebih banyak pelaku bisnis dan komunitas untuk bersama-sama mengakselerasi aksi nyata menuju keberlanjutan,” tegasnya.

Pada Innovation Day Jakarta 2024, Schneider Electric juga menampilkan berbagai layanan dan solusi terbaik untuk memberikan pengalaman personal dari manajemen energi dan teknologi otomatisasi industri guna mempercepat transformasi digital bisnis, di antaranya EcoConsult Consulting Services, EcoStruxure™ Automation Expert, Lexium Cobot, EcoStruxure™ Building Activate, MasterPacT MTZ Active, WOTPC ACTS (Automatic Closed Transfer Switch), Galaxy V Series UPS, SM AirSet™.

Schneider Electric juga mengumumkan kerja sama strategis dengan PT Starvo Global Energi dan PT Haleyora Power dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui penyediaan SPKLU.

Schneider Electric juga menandatangani kerjasama strategis dengan Kawasan Tunas Batam, dan INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) dalam hal pengembangan kompetensi kelistrikan dan efisiensi energi.

Schneider Electric juga menunjukkan komitmennya dalam pengembangan kurikulum otomasi industri dan transfer pengetahuan untuk Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kolaborasi ini merupakan bagian dari inisiatif Impact Makers Schneider Electric di mana perusahaan mengajak pelanggan, mitra, komunitas, dan pemangku kebijakan untuk mengakselerasi aksi iklim, mengubah ambisi menjadi aksi dalam kaitan otomasi, elektrifikasi, dan digitalisasi.

"Kolaborasi kami dalam pengadaan, penjualan, dan pemasangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bertujuan untuk menyediakan akses pengisian kendaraan listrik yang luas dan mudah dijangkau masyarakat," kata CEO PT Starvo Global Energi Chandra Goetama.

Sementara itu, PT Haleyora Power menyambut baik kerja sama strategis dengan Schneider Electric dalam pengembangan bisnis dan tenaga kerja, serta penyediaan produk distribusi kelistrikan.

Kemitraan ini mencakup produk Electric Solution sebagai solusi layanan kelistrikan untuk pelanggan industri, bisnis, dan rumah tangga.

"Kami optimistis sinergi ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target net zero di sektor transportasi dan kelistrikan nasional," ujar Plt Direktur Utama PT Haleyora Power Susiana Mutia. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler