jpnn.com, SURABAYA - Lembaga Populi Center mengungkap hasil survei mereka jelang Pilkada Surabaya 2020.
Populi Center melakukan survei mulal 6 hingga 13 Oktober 2020 dengan 800 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling).
BACA JUGA: Dianggap Punya Jiwa Muda dan Visi Jelas, Eri Cahyadi Dapat Dukungan dari Karsa
Margin of error pada survei kali ini sebesar 4,0 persen dengan tingkat kepercayan 95 persen.
Peneliti Populi Center Hartanto Rosojati memerinci sejumlah temuan dari hasil survei tersebut.
BACA JUGA: Machfud Arifin Bakal Berjuang Bangkitkan Ikon Surabaya
Pertama, Machfud Arifin merupakan nama yang paling banyak dikenal dengan persentase 74,0 persen, diikuti oleh Eri Cahyadl dengan 68,8 persen, Armuji dengan 55,0 persen dan Mujiaman Sukirno 50,2 persen.
Kedua, nama Eri Cahyadi unggul untuk kategori akseptabilitas sebagai sosok yang mampu membawa perbaikan, sosok yang disukai, sering muncul di media sosial, paling memahami persoalan di Kota Surabaya, dan dinilai paling mampu menangani COVID-19.
BACA JUGA: Bu Risma: Saya Percayakan Mas Eri Cahyadi Meneruskan Kota Surabaya
Ketiga, dari sisi elektabilitas pasangan calon, Eri Cahyadi - Armuji merupakan pasangan yang paling dipilih menjadi Wali kota dan Wakil Wali kota Surabaya periode mendatang dengan 41,0 persen, mengungguli pasangan Machfud Arifin - Mujiaman Sukirno dengan persentase 37,7 persen. Adapun yang tidak menjawab 21,3 persen.
"Secara popularitas Pak Machfud Arifin lebih unggul, tetapi elektabilitasnya masih kalah dibanding Pak Eri Cahyadi,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk tingkat partisipasi, sebesar 80,7 persen mengaku akan menggunakan hak pilihnya.
Sebesar 14,2 persen menjawab masih mempertimbangkan situasi perkembangan COVID-19. Kemudian sebesar 23 persen menjawab tidak datang ke TPS.
“Hal ini menunjukkan bahwa antusianisme dan tingkat partisipasi (voters turnout) warga kota Surabaya cukup tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, peneliti Populi Center, Jefri Adriansyah menambahkan, angka yang diperoleh paslon nomor 1 sangat meyakinkan dibandingkan lawannya Machfud Arifin-Mujiaman.
Karena kemunculan paslon Eri-Armuji sangat pendek dibanding Machfud Arifin-Mujiaman yang muncul jauh-jauh hari.
"Saya cukup kaget karena suara Eri-Armuji bisa mengimbangi Pak Machfud yang sejak Januari sudah melakukan laras maju Pilwali Surabaya. Banyaknya partai yang mengusung Pak Machfud tak memberikan efek yang signifikan," katanya.
Jefri mengatakan, tingginya pemilih yang terpikat dengan Eri-Armuji karena masyarakat sangat ingin memilih calon yang berlatar belakang birokrat yang mencapai 21,2 persen. Lalu disusul akademisi 13,2 persen dan politisi 12,8 persen.
"Jika dilihat dari preferensi pemilih masyarakat ini, sangat tidak mengherankan jika Eri-Armuji unggul. Sebab latar belakang Mas Eri dan Pak Armuji masuk dalam tiga besar yang diinginkan masyarakat. Kesuksesan Bu Risma yang miliki latar belakang birokrat akan berpengaruh pada pemilih pilkada kali ini. Dan Mas Eri memiliki latar belakang birokrat," pungkasnya. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek