jpnn.com - JAKARTA - Uji kelayakan dan kepatutan calon tunggal Kapolri, Komisaris Jenderal Polisi Sutarman dimanfaatkan anggota Komisi III meminta klarifikasi tentang berbagai persoalan di lingkungan Polri. Bahkan, anggota komisi III dari Fraksi Golkar juga sempat menyakan soal motif pembunuhan Holly Anggela Hayu di Apartemen Kalibata, yang diduga diotaki oleh Gatot Supiartono melalui orang-orang suruhannya.
"Kasus pembunuhan oleh Gatot, auditor senior BPK, saya melihat mirip-mirip kasus Antasari. Saya ingin tanyakan apakah kasus itu murni kriminal atau ada motif politik karena pekerjaannya," kata Bambang Soesatyo, Kamis (17/10).
BACA JUGA: Wawan Ditahan, Airin Kesepian
Pertanyaan ini dilontarkan Bambang Soesatyo mengingat pekerjaan Gatot sebagai auditor senior BPK yang juga mengaudit pembelian senjata polisi, kertas STNK, BPKB, dan plat nomor hingga seragam Polri.
Selain menanyakan soal motif pembunuhan Holly, politikus yang akrab disapa Bamsoet itu juga menanyakan soal berbagai kasus penembakan misterius yang hingga kini belum mampu diungkap Polri.
BACA JUGA: Auditor BPK Digarap Sebagai Tersangka Pembunuhan
"Kasus penembakan misterius, seperti yang disampaikan tadi, saya harap dalam 100 hari program kerja saudara bila jadi Kapolri bisa terungkap," katanya.
Begitu juga dengan mangraknya kasus-kasus korupsi skala besar yang ditangani Polri namun belum dituntaskan, misalnya kasus Alkes dengan tersangka Siti Fadhillah Supari.
BACA JUGA: KPK Periksa Mantan Calon Bupati Gunung Mas
"Kasus pemalsuan putusan MK di Pemilu 2009 Sulsel yang dilakukan mantan anggota KPU Andi Nurpati, sampai dimana kasus ini, mengapa menggantung, apakah ada pesanan agar saudara mempetieskan, atau ada alasan lain?," singkat Bamsoet mengajukan tanya kepada Sutarman.
Dalam proses fit and proper test ini, Komjen Sutarman belum mendapat giliran menjawab semua pertanyaan dewan lantaran masing-masing anggota Komisi III punya banyak hal yang dipertanyakan.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutarman Klaim Berprestasi Pimpin Bareskrim
Redaktur : Tim Redaksi