jpnn.com, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalbar Sutarmidji menginstruksikan kepada semua kepala daerah di wilayahnya menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) di semua jenjang sekolah.
Menurutnya, penghentian sementara PTM dilakukan karena adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dan pengoptimalan posko penanganan Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan untuk mengendalikan penularan virus corona.
BACA JUGA: Mendikbud Dorong PTM Terbatas Sebelum Juli 2021
Dia menegaskan kebijakan ini dijalankan sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri dan Surat Keputusan Gubernur Kalbar.
"Surat ini sudah kami keluarkan pada hari ini dan diharap menjadi perhatian bagi semua pihak agar bisa bersama-sama mencegah Covid-19 ini lebih lanjut," kata Sutarmidji di Pontianak, Jumat (23/4).
BACA JUGA: Sutarmidji Terapkan PPKM Mikro untuk Seluruh Kalbar
Menurutnya, kegiatan PTM bisa dilaksanakan kembali setelah ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah provinsi.
"Daerah yang saya nilai tidak serius boleh catat, saya tidak akan transfer dana bagi hasilnya. Terserah mau lapor ke mana, karena sudah mengabaikan keselamatan masyarakat," katanya.
BACA JUGA: Mbak Rerie: Pelaksanaan PPKM Skala Mikro Perlu Konsistensi dan Ketegasan
Lebih lanjut Sutarmidji menyebut Kabupaten Sintang, Sekadau, Sanggau, dan Melawi sebagai daerah rawan penularan Covid-19.
Dia juga khawatir dengan Kabupaten Kayong Utara dan Kubu Raya karena pemeriksaan Covid-19 di kedua daerah itu masih sangat rendah.
"Saya bingung juga dengan daerah-daerah ini, (padahal) mereka hanya menyampaikan sampel swab saja, dan sampel swab tersebut kemudian ditangani di lab kami. Jadi, apa susahnya," ujarnya.
Sutarmidji menekankan pentingnya kegiatan pemeriksaan dan pelacakan kasus dalam upaya pengendalian penularan Covid-19.
Menurutnya, kalau pemeriksaan dan pelacakan kasus berjalan baik, penularan Covid-19 akan bisa ditemukan dan ditangani sejak dini.
"Sehingga tingkat fatalitasnya rendah, tingkat kematiannya juga rendah, dan orang juga bisa sembuh,” jelasnya.
Mantan wali kota Pontianak yang menjabat dua periode itu mengakui kalau mau membuat keterjangkitan virus nol itu sulit, dan tidak mungkin.
“Yang penting itu menjaga imunitas orang supaya bisa melawan virus itu," katanya.
Sutarmidji mengatakan bahwa daerah-daerah yang aktif melakukan pemeriksaan dan pelacakan, bisa menemukan banyak kasus dan kemudian mengendalikan penularan.
"Awal meningkat sangat drastis, sekarang sudah mulai ada penurunan di Ketapang dan Bengkayang, sedangkan di Pontianak sendiri hari ini justru meningkat dengan jumlah tertinggi," katanya.
Dia mengatakan bupati dan wali kota tinggal bilang kepada kepala Dinas Kesehatan untuk melakukan swab, testing, dan tracing sebanyak-banyaknya.
“Kalau dana tidak ada minta ke provinsi, jangan dibuat susah," kata Sutarmijdi. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy