jpnn.com, LAMONGAN - Pria asal Lamongan, Suyanto (42) tengah menyita perhatian publik gara-gara membuat pesawat terbang. Lantas, siapakah dan bagaimana pria desa itu bisa menciptakan karya yang tak biasa?
Laporan Ridho Akbar, Lamongan
BACA JUGA: Lihat, Pesawat Tempur F-16 TNI AU Terbang di Atas Selat Malaka dan Karimata
SABTU (11/12), kehebohan melanda Dusun Tronggolonggong, Desa Sumberagung, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Pagi sekitar pukul 10.00 WIB, sebuah truk tiba di desa itu.
BACA JUGA: Smart Aviaton Boyong Pesawat Legendaris ke Daerah Terpencil di Indonesia
Yang tak biasa ialah barang yang diangkut truk tersebut, yakni sebuah pesawat.
Ternyata pesawat itu milik Suyanto, warga asal dusun setempat. Dia membawa pulang pesawat jenis short take off and landing (STOL) itu dari Ciamis, Jawa Barat ke kampung halamannya.
BACA JUGA: Pengatur Tekanan Udara di Kabin Mengalami Gangguan, Lion Air JT-145 Kembali ke Bandara Asal
Suyanto pula yang membuat pesawat itu.
"Semuanya dari pengalaman, Mas," ucapnya saat berbincang-bincang dengan JPNN.com, Sabtu (18/12).
Sebelumnya, Suyanto menetap di Desa Cintajaya, Kecamatan Lakbok, Ciamis.
Desa itu merupakan kampung halaman istrinya.
Suyanto tinggal di Ciamis setelah bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri.
Dia merupakan seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) PGRI 2, Babat Lamongan.
Sebelum mengenyam pendidikan di SMK, Suyanto pernah menimba ilmu di SD Sumber Agung 1 dan SMPN Modo.
Saat di bangku SMP itulah Suyanto mulai menyukai permesinan.
Namun, kala itu dia menggeluti bidang otomotif saja.
Selepas tamat SMK, Suyanto merantau ke Amerika Serikat.
Dia bekerja di sebuah industri pembuatan pesawat eksperimental.
Di sanalah Suyanto belajar cara merakit pesawat.
Setelah bertahun-tahun bekerja di Negeri Paman Sam, dia memutuskan kembali ke tanah air.
Di Ciamis, Suyanto tergerak menerapkan ilmunya tentang perakitan pesawat.
Dia lantas membuat tiga pesawat STOL.
“Dua (pesawat) saya hanya merakit, satunya saya mendesain,” kata Suyanto.
Dia menjelaskan ada tiga kursi di pesawat rakitannya.
“Satu di depan dan dua di belakang,” ujarnya.
Pesawat untuk tiga penumpang itu menggunakan mesin biasa.
Oleh karena itu, pesawat itu tidak menggunakan bahan bakar avtur.
Salah satu pesawat kreasi Suyatno itu menggunakan Pertamax Turbo, sedangkan dua lainnya cukup memakai Premium atau bensin.
Namun, Suyatno menyebut pesawatnya mampu terbang di ketinggian 10.000 kaki.
Pesawat itu bisa mengudara selama kurang dari satu jam.
Suyanto juga meluruskan informasi yang menyebutnya pernah menjual pesawat terbang buatannya ke pihak di luar negeri.
Menurut Suyanto, memang dirinya bekerja pada sebuah perusahaan di Republik Ceko.
Kemudian, perusahaan itu mengirim bahan-bahan pembuatan pesawat.
Suyanto kemudian merakit bahan-bahan tersebut menjadi pesawat.
Hasil rakitannya itu lantas dikirim kembali ke negara yang pernah bergabung dengan Slowakia itu.
"Jadi, Republik Ceko mengirim bahan-bahan dan saya rakit beserta desainnya. Setelah jadi, pesawat saya kirim ulang. Jadi, tidak ada saya jual pesawat," pungkasnya.
Lantas, bagaimana kelanjutan dari pesawat terbang buatan Suyanto itu? (mcr26/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Boy
Reporter : Antoni, Boy