Syahrul Yasin Limpo Dorong Perguruan Tinggi Mengembangkan Inovasi Pertanian

Kamis, 27 Mei 2021 – 18:09 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh kampus dan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengekspos inovasi berbasis teknologi dalam menguatkan dan meningkatkan produktivitas pangan nasional. Foto: Kementan

jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh kampus dan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengekspos inovasi berbasis teknologi dalam menguatkan dan meningkatkan produktivitas pangan nasional.

Menurut Syahrul, setiap inovasi yang dihasilkan merupakan potensi masa depan yang bisa membuka lapangan kerja dan mengikatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

BACA JUGA: Mentan SYL: Riset dan Inovasi Berkelanjutan jadi Pondasi Pembangunan Pertanian

"Saya selalu katakan pertanian itu adalah lapangan kerja. Bahkan NTP (Nilai Tukar Petani) terus naik disaat daya beli masyarakat melemah. Artinya kalau ada yang berkembang harus ada intervensinya. Misal bibitnya, obatnya, atau mekanisasi," kata Syahrul di IPB Internasional Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/5).

Syahrul mengatakan perguruan tinggi selama ini memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan sektor pertanian Indonesia.

BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Bicara di Forum Dunia, Pertanian Kunci utama Memulihkan Ekonomi

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu berharap ke depan setiap kampus mampu mengembangkan varietas tertentu yang bisa menjadi unggulan dan memiliki produktivitas hingga dua kali lipat.

Misalnya, kata Mentan, setiap kampus memiliki varietas padi, jagung, dan perkebunan yang lebih baik.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Pupuk Subsidi di Karawang Aman

Oleh karena itu, pemerintah akan mendorong hadirnya mekanisasi untuk menguatkan ketahanan pangan lokal dan bisa meluas menjadi ketahanan pangan nasional.

"Saya bersama IPB dan 15 kampus lain saat ini terus mendialogkan cara-cara optimalisasi semua potensi yang ada. Jadi sekarang harus tingkatkan produksi pangan untuk memperkuat ekonomi dan juga ketahanan pangan," ujar Syahrul.

Saat ini, Kementan tengah fokus mengawal 12 komoditas strategis untuk memasok pangan bagi 270 juta penduduk antara lain padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng.

"Pantauan kami terhadap sebaran pasokan 12 komoditas tersebut menunjukkan neraca yang positif, dengan kata lain, kebutuhan pangan penduduk Indonesia terjamin dari jumlah pasokan yang tersedia di masing-masing wilayah," ucap Syahrul.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan inovasi pertanian perlu dikembangkan lebih jauh agar Indonesia memiliki ketahanan dan kemandirian pangan.

"Harus sama-sama bekerja dan melakukan penelitian terhadap semua komoditas yang dihasilkan," katanya.

Merespons hal itu, Rektor IPB Arif Satria mengatakan inovasi pertanian yang dikembangkan perguruan tinggi semakin bertumbuh pesat. Apalagi, inovasi yang ada saat ini selalu berorientasi pada teknologi dan science.

Arif berharap inovasi di perguruan tinggi bisa menghasilkan sesuatu yang berbasiskan pada science.

"Kita (Indonesia) punya varietas di masing-masing kampus, tinggal pengembangannya saja. Karena itu perlu sinergitas. Misalnya saja kami butuh laboratorium canggih yang ada di kementan,"  ucap Arif.

Ke depan, harap dia, riset dan inovasi kampus semakin solid dan memiliki produktivitas yang luar biasa untuk memajukan sektor pertanian Indonesia. (cr3/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler