Syaifullah, Masih Mahasiswa Kantongi Rp 11 Juta Per Bulan

Minggu, 06 November 2016 – 00:53 WIB
Syaifullah saat memberikan pelatihan basic dan advanced hypnotherapy di sebuah kampus di Bandarlampung. Foto: DOKUMEN PRIBADI SYAIFULLAH

jpnn.com - SYAIFULLAH (21) warga Bypass Raya 3, Rajabasa, Bandar Lampung, saat ini masih kuliah semester VII Jurusan Ilmu Pemerintahan, Unila.

Di sela aktivitasnya sebagai mahasiswa, dia melakukan pekerjaan sekaligus hobinya, yaitu Trainer sekaligus praktisi Hypnotherapy.

BACA JUGA: Kisah Penjaga Makam Keramat yang Tak Digaji

--------------------------

Syaifullah, yang kini telah memiliki income sendiri sebesar 11 juta perbulan mengaku sudah menyukai dunia hypnosis ataupun Hypnotherapy sejak 2013 silam.

BACA JUGA: Jenderal Tito Karnavian: Jangan Difoto Ya

Ia awalnya hanya berpikiran sederhana, bagaimana bisa mendapatkan rupiah semenjak kuliah.

Hal ini karena ia yang masuk Unila melalui Program Bidikmisi ini, harus bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

BACA JUGA: Mencekam, Toko-tokok Milik Etnis Tionghoa Langsung Tutup

“Sejak dua minggu masuk awal kuliah, saya mulai ikut pelatihan Hypnotherapy. Semenjak itu lah saya ingin menekuni bidang ini, karena selain memang hoby, saya ingin membantu teman-teman yang lain agar kehidupannya berubah,” jelasnya saat ditemui Radar Lampung (Jawa Pos Group) di Mall Simpur, beberapa hari lalu.

Saat ini, diakuinya, jadwal perkuliahan lebih banyak jam kosongnya. Karena itu, ia dalam waktu dekat ini akan mengadakan Roadshow Hypnotherapy se-Lampung.  Namun ia belum memastikan kapan waktunya.

“Saya juga buka klinik Hypnotherapy di rumah saya, di Bypass Raya 3, Kedaton. Adapun pasien yang datang dari berbagai kalangan, ada yang mahasiswa, pekerja, maupun anak SMA," jelasnya.

Syaifullah pun menjelaskan bahwa Hypnotherapy yang ia praktikkan ini menggunakan metode NLP (Neuro-Linguistic Programming). Dengan kata lain, Hypnotherapy yang ia terapkan adalah menggabungkan dari otak kanan dan kepribadian pasien.

“Saya lebih menstimulus alam bawah sadarnya, namun juga dengan cara komunikatif. Misal saya tanya apa masalah nya sekarang, lalu kira-kira apa solusinya.  Jadi saya hanya mediasi dia dengan alam sadarnya saja,” jelasnya.

Ia melanjutkan, bahwa rata-rata pasien yang datang kepadanya memiliki masalah seperti beban kerja, tertekan, dan bahkan ada juga yang punya masalah percintaan.

”Jika masalah yang biasa seperti di atas, maka penanganan paling hanya sebulan, dan setiap minggunya dua kali ke klinik untuk therapy” ujarnya.

Namun, jika masalah berat seperti penyembuhan dari kecanduan sabu dan suka sesame jenis, maka bisa sampai dua hingga tiga bulan.

”Karena memang penyakit ini kan susah, namun insyaAllah dua sampai tiga bulan, beberapa kali terapi, sudah sembuh,” jelasnya.

Nah, rupanya, dia juga mendapatkan income dari usaha kripik singkong miliknya, yang kini pemasarannya sudah menyebar ke lima universitas ternama.

”Karena bagi saya, Hypnotherapy adalah hobi dan membantu sesama, saya tidak ingin berdiri hanya dengan usaha ini saja. Saya lebih bangga dengan usaha kripik, karena saya menilai tidak keren menghasilkan uang dari menjual ilmu,” jelasnya. (cw13/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Cantik Amoy Bunuh Diri, Tinggalkan Puisi tentang Cinta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler