jpnn.com, JAKARTA - Syailendra Balance Opportunity Fund mempunyai strategi jitu dalam melihat pergerakan saham.
Dalam menyikapi volatilitas pasar manajer investasi serta melihat adanya kebutuhan diversifikasi aset. Sehingga investor dapat terlindungi ketika terjadi volatilitas yang tinggi pada pasar saham.
BACA JUGA: Dana Kelolaan Syailendra Capital Masuk 10 Besar dan Sabet Banyak Penghargaan
“Kami melakukan simulasi portfolio yang terdiversifikasi selama sepuluh tahun terakhir. Diversifikasi kelas aset terbukti memberikan kinerja yang lebih baik dibanding investasi pada saham (LQ45). Terlepas dari besar porsi yang dialokasikan pada ekuitas, obligasi, dan pasar uang, ketiga skenario memberikan kinerja di atas indeks saham maupun deposito,” ujar Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat.
Dengan kejelian tersebut, reksadana campuran Syailendra mencetak hasil mengembirakan.
BACA JUGA: Hadir dengan Tampilan Baru, Mylifeguard.id Siap Lindungi Generasi Milenial
Syailendra Balance Opportunity Fund per 16 April 2021 kemarin, yield 3 bulan reksadana ini mencapai 17,7% dan enam bulan mencapai 17,58%.
"Yield setahun terakhir memang agak menurun sekitar 6,92%. Tapi masih lebih bagus dibandingkan reksadana lain yang minus. Jika sejak diterbitkan, reksadana ini mencetak yield 166,2%," kata Fajar.
BACA JUGA: 4 Kiat Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Pria
Syailendra Balance Opportunity Fund menempatkan portofolio di saham sebanyak 71,7%. Sisanya di korporate bond 13,3% dan pasar uang sebanyak 15%.
Reksadana campuran memiliki alokasi seimbang pada setiap instrumen baik itu saham, obligasi, maupun pasar uang.
Walhasil, manajer investasi bisa leluasa mengatur alokasi instrumen dengan lebih fleksibel.
Misalnya ketika pasar saham sedang bullish, maka sebagian besar dana akan ditempatkan ke saham atau obligasi, dan sebaliknya.
Dengan fleksibilitas yang bisa dilakukan oleh manajer investasi pada reksa dana campuran, maka MI bisa mengatur strategi yang lebih fleksibel agar performa reksa dana bisa mengalahkan index acuan.
Artinya, manajemen investasi bisa mengubah strategi alokasi instrumen dengan aktif sesuai perkembangan pasar.
Oleh karena itu, reksa dana campuran bisa menjadi salah satu pilihan bagi investor. Manajer investasi leluasa memindahkan alokasi ke kelas aset berbeda sesuai dengan situasi pasar.
Reksadana campuran dapat berinvestasi pada efek ekuitas dan/atau efek utang dengan proporsi di saham (10% - 75%), obligasi (10% - 75%) dan pasar uang (2% - 75%).
Keleluasaan reksadana campuran tidak dimiliki reksadana jenis lain yang memiliki ketentuan minimum untuk berinvestasi pada instrumen sesuai dengan jenis reksadananya.
Akibatnya fleksibilitas manajer investasi menjadi berkurang dan salah satu penyebab mengapa banyak reksadana sulit mengalahkan indeks.
Berbeda dengan reksadana campuran dengan fleksibilitasnya mampu menahan dari kejatuhan imbal hasil saat portofolio sedang bearish.
Sebaliknya hasil menjulang tinggi sat portofolio sedang bullish. Itu sudah terbukti terjadi pada Syailendra Balance Opportunity Fund yang mencatat hasil gemilang.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IHT Tertekan, Revisi PP 109 Dinilai Tak Relevan
Redaktur & Reporter : Yessy