jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR Syamsurizal mengajak semua pegawai honorer untuk berdoa bersama-sama agar pasal-pasal yang diajukan dewan dalam draft RUU revisi Undang-Undang Nomor 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara atau RUU revisi UU ASN, tidak berubah sampai ditetapkan menjadi UU.
Ajakan ini disampaikan wakil rakyat asal Riau ini, ketika menerima 47 perwakilan guru dan tenaga kependidikan asal Riau, yang tergabung dalam organisasi Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non-Kategori 35 Tahun ke Atas (GTKHNK 35+), di Senayan, Kamis (20/2).
BACA JUGA: Guru Honorer Nonkategori: Kalau Saya Cerita Sedih, Semuanya Akan Bersedih
"Untuk dimaklumi, untuk beberapa kali pertemuan kami dengan Pak Tjahjo Kumolo, Menpan RB, Pak Mendagri, kami sudah berkali-kali mengungkapkan perihal ini, bagaimana agar PNS itu juga berasal dari honorer. Ini perjuangan kami, saya juga anggota Baleg, kami sudah bahas ini berkali-kali," kata Syamsurizal.
Dalam forum itu, Ketua GTKHNK) 35+ Provinsi Riau Eko Wibowo, menyampaikan nasib guru dan tenaga kependidikan nonkategori di Riau sampai sekarang tidak jelas statusnya dalam sistem kepegawaian.
BACA JUGA: F-PKB Minta Honorer Diangkat jadi PNS Lewat Seleksi Administrasi
Dia memohon agar DPR melobi Presiden Joko Widodo supaya mengeluarkan Keppres terkait penyelesaian masalah guru dan tenaga kependidikan honorer yang usianya 35 tahun ke atas.
Nah, Syamsurizal yang juga anggota Panja Revisi UU ASN itu menyampaikan bahwa para honorer baik kategori II maupun non kategori, patut bergembira karena dalam draft revisi UU ASN memuat pasal-pasal pengangkatan tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai tetap non-PNS, hingga tenaga kontrak untuk diangkat menjadi PNS.
BACA JUGA: Jokowi Diminta Mencontoh SBY dalam Memperlakukan Honorer Nonkategori
"Kita patut bergembira pada hari ini, draft revisi UU ASN yang kami bahas, ini masih draft, saya tidak menjamin ini akan berlaku. Tetapi setidaknya ada hal menggembirakan, ada peluang untuk bapak ibu diangkat menjadi PNS," ucap mantan Kepala Inspektorat Pemprov Riau ini.
Untuk itu, dengan masih adanya peluang bagi honorer menjadi PNS, pihaknya mengajak mereka untuk berdoa supaya pasal-pasal yang memihak kepentingan honorer ini tidak berubah sampai nantinya RUU revisi UU ASN ditetapkan menjadi UU yang baru. Salah satunya Pasal 131A.
Pasal itu pada intinya memberikan pengaturan bagi para tenaga honorer, pegawai tidak tetap, pegawai tetap non-PNS, pegawai pemerintah non-pegawai negeri, dan tenaga kontrak yang bekerja terus-menerus untuk diangkat berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan sampai dengan tanggal 15 Januari 2014, untuk menjadi PNS.
"Bapak Ibu berdoa, agar pasal ini tidak berubah ketika akan dibahas lebih lanjut. Seperti menteri keuangan. Bisa saja, dengan usul seperti ini, Menteri Keuangan mengatakan tidak sanggup bayar gajinya. Untuk dimaklumi, kalau 430 ribu seluruh Indonesia diangkat menjadi PNS, setidaknya perlu uang Rp15 triliun setiap bulannya. Sampai dengan pensiun," tambah Syamsurizal. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam