Syarief Hasan Meluruskan Pernyataan Jokowi Soal Demokrat Sering ke Istana Malam Hari

Kamis, 01 Juni 2023 – 16:04 WIB
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan meluruskan pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut pimpinan Partai Demokrat sering ke Istana malam hari ini. Foto: Dokumentasi MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat Syarief Hasan menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Partai Demokrat sering ke Istana pada malam hari.

Syarief Hasan menegaskan pernyataan Presiden Jokowi di hadapan pimpinan redaksi media pada Senin (29/5) lalu itu keliru.

BACA JUGA: Soal PK Moeldoko Gugat Demokrat, Syarief Hasan: Kami Menaruh Harapan MA Menolak

"Partai Demokrat tidak pernah meminta jadwal bertemu di Istana, termasuk jadwal malam hari seperti yang disampaikan Presiden Jokowi," tegas Syarief Hasan melalui keterangan tertulis, Kamis (1/6).

Syarief Hasan menyampaikan Partai Demokrat tidak pernah berinisiatif sendiri ke Istana.

BACA JUGA: Benny Demokrat: Jokowi Tak Boleh Cawe-Cawe, Jaga Netralitas

Dia menegaskan pimpinan Partai Demokrat tidak pernah sembunyi-sembunyi bertemu Presiden Jokowi.

"Kami juga secara tegas menyampaikan bahwa pimpinan Partai Demokrat tidak pernah bertemu secara sembunyi-sembunyi dengan meminta waktu malam hari bertemu Presiden Jokowi," kata Syarief Hasan.

Karena itu, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat memandang perlu meluruskan pernyataan Presiden Jokowi tersebut.

"Pernyataan tersebut keliru dan menimbulkan multitafsir di masyarakat, mengingat Partai Demokrat adalah partai oposisi," tegasnya.

Syarief Hasan mengungkapkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah bertemu Presiden Jokowi hanya sekali di Istana Merdeka.

" Pertemuan tersebut atas inisiatif undangan Presiden Jokowi, bukan Pak SBY. Mas Ketum AHY juga hanya sekali bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor atas inisiatif Presiden Jokowi," Ungkap Syarief Hasan.

Syarief Hasan membeberkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diundang atas inisiatif Presiden Jokowi, karena ingin memberikan klarifikasi terkait posisi Istana terhadap Partai Demokrat.

"Pada awalnya Presiden Jokowi mengundang Pak SBY, namun Pak SBY menyampaikan sebaiknya yang hadir adalah Mas AHY selaku Ketum Partai Demokrat. Presiden Jokowi memberikan penjelasan terkait posisi Istana terhadap ulah KSP Moeldoko yang ingin mengambilalih Partai Demokrat secara inkonstitusional," beber mantan Menteri Koperasi dan UMK itu.

Syarief Hasan menyebutkan hanya dua kali pimpinan Partai Demokrat bertemu Presiden Jokowi atas inisiatif Istana sendiri.

Selebihnya, Pak SBY pernah bertemu Presiden Jokowi pada saat diundang hadir dalam Gala Dinner G20 dan pernikahan Kaesang di Solo.

"Kalau dua pertemuan ini hanya silaturahmi saja. SBY menghormati tamu-tamu G20 dan menghargai undangan pernikahan Kaesang di Solo," tegas politikus senior Partai Demokrat itu.

Syarief Hasan kembali menegaskan posisi Partai Demokrat adalah oposisi.

"Kami berkontribusi bagi bangsa dan negara melalui luar pemerintahan dan menjadi penyeimbang kekuasaan. Kami tidak pernah mendekati kekuasaan Presiden Jokowi," pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler