Setelah keluar dari tahanan Polwiltabes Semarang karena kasus pernikahan di bawah umur, Syekh Puji mulai laris diundang menjadi pembicara seminar di kampus-kampusSejak Mei hingga sekarang, sudah enam kampus dia datangi
BACA JUGA: Mengunjungi Sekolah Khusus Para Anak TKI di Perbatasan
------------------------------------------------
DHIDIEK D
------------------------------------------------
SETIAP kali datang ke kampus, penampilan pria bernama lengkap H Pujiono Cahyo Widianto itu selalu mempertahankan kekhasannya: berjubah putih dan berkalung tasbih
BACA JUGA: Ke Desa Entikong, Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia yang Penuh
Kampus yang sudah dia datangi adalah Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Universitas Stikubank (Unisbank)
BACA JUGA: Ulrike Von Mengden, 50 Tahun Menjadi Kurator Senior Satwa Kebun
Kampus lain yang juga pernah dia sambangi adalah Universitas Pancasakti (Tegal) dan Universitas Muria (Kudus)Acara yang diadakan di kampus-kampus itu kebanyakan seminar seputar bisnisSyekh Puji diundang untuk bercerita tentang keberhasilannya sebagai seorang entrepreneur"Saya diundang siapa saja pasti datang, tidak peduli kampus di kawasan Kabupaten Semarang maupun di Kota SemarangDan, saya tidak menarik bayaran alias gratis..tis..tis....," kata pengusaha kuningan dan kaligrafi yang juga punya pondok pesantren itu.
Mungkin karena gratis itulah, bisa jadi Syekh Puji lantas laris diundang, selain sosoknya yang dikenal nyentrik
Akhir Juni ini, bapak dua anak dari istri yang sudah dia ceraikan, Suwati, 43, mengaku sudah diorder untuk mengisi seminar di dua kampus di luar Jawa: Jambi dan MakassarUntuk Juli, dia diundang tiga kampus di JatimYakni, di Malang, Madiun, dan Ponorogo''Pokoknya, siapa pun yang mengundang, saya pasti datangGampang kokKontak saya, lalu tentukan harinyaApabila bersamaan dengan jadwal bisnis saya, ya saya geser, diajukan atau diundurGitu aja,'' tambah pria 44 tahun itu
Pemilik Pondok Pesantren Miftahul Jannah di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, itu menambahkan, mengundang dirinya tidak perlu malalui agen atau manajemen, seperti halnya mengundang kalangan selebriti atau orang-orang kondang pada umumnyaDia mengaku tidak mengenal cara protokoler seperti itu''Cukup telepon saya sajaAtau datang langsung ke pondokUtarakan maksud kedatangannya dan tentukan jadwalnyaSaya pasti menyanggupinya,'' katanya ketika ditemui di kediamannya kemarin.
Dia mengatakan, tujuannya hadir ke beberapa perguruan tinggi bukan semata untuk uangDia justru ingin membagi ilmu kepada generasi muda"Kalau pakai bayar, tentu saya akan terapkan tarif mahal," ucapnya lantas terkekeh
Bagi Syekh Puji, diundang untuk menjadi pembicara sangat membanggakan"Lha wong saya hanya lulusan SLTASaya ingin adik-adik mahasiswa semakin bersemangat mengejar mimpi-mimpinya," ujarnya
Ketika tampil di Kampus Unisbank Semarang awal Juni lalu, Syekh Puji membeber kiat-kiat suksesnya"Saudara-saudara mahasiswa harus bisa dan sukses dalam bidang bisnis melebihi sayaSyaratnya harus optimistis, ambisius, dan bisa membaca peluang pasarJuga jangan putus asaJika gagal, coba lagi-coba lagi hingga berhasilYang penting harus sabar dan tekun," beber peraih gelar ''Tokoh Sosial 2006'' dari Pemkab Semarang itu.
Kepada para mahasiswa yang menyemut di auditorium Fakultas Ekonomi Unisbank saat itu, Syekh Puji berpesan, jika terjun ke dunia bisnis, jangan takut gagalSebab, kegagalan pertama dan kedua merupakan hal biasa"Anggaplah kegagalan itu sebagai kesuksesan yang tertunda," katanya santai, disambut tepuk tangan mahasiswa.
Dalam setiap ceramahnya, Syekh Puji sama sekali tidak menyentil masalah pernikahan sirinya dengan Lutviana Ulfa, gadis yang masih berumur 12 tahun ituBegitu juga para penanya yang hadir dalam seminarnyaTak ada yang berani menanyakan kasus Syekh Puji tersebut
Yang juga menarik, dalam setiap penampilannya di kampus, Syekh Puji laris untuk diajak foto bareng mahasiswaBeberapa mahasiswi secara berkelompok rela antre demi bisa foto bareng suami Ummi Hanni dan Lutviana Ulfa itu
"Pak Syekh...Pak Syekh, boleh foto bersama?" pinta seorang mahasiswi yang memburunya"Oh..bisa, bisaAyo, bareng-bareng sebelum saya pulang," jawab Syekh Puji sembari mengajak para mahasiswa lain foto bersama
Ditanya tentang antusiasme para mahasiswi yang mengidolakan dirinya, Syekh Puji hanya tersenyumNamun, tidak tertutup kemungkinan, katanya, hasrat kelaki-lakiannya muncul jugaDia cukup tertarik dengan satu-dua mahasiswi yang merubungnya ketika itu.
''Saya laki-laki sejatiYa, ada juga perasaan senang dengan perempuanNamun, untuk sekarang, khususnya kawin lagi, ya jangan duluNanti bermasalah lagi,'' tambahnya(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pisau Haifu, Revolusi Dunia Medis dari Chongqing, Tiongkok (2)
Redaktur : Tim Redaksi