BACA JUGA: Manchester United Minati Sneijder
Afrika pun dipastikan menjadi milik salah satu wakil Eropa.Hal ini cukup ironis
BACA JUGA: Final Dulu, Lalu Bronckhorst Pensiun
Itu tidak mengherankan, mengingat anggota Zona Conmebol selalu bisa memetik trofi jika Piala Dunia dihelat di luar benua mereka"Uruguay telah bermain dengan kehormatan dan harga diri yang tinggi
BACA JUGA: Menunggu Juara Baru dari Benua Biru
Apa yang mereka pertontonkan dalam laga melawan Belanda sangat cantikKalau injury time-nya ditambah satu menit saja, kami bisa menyamakan kedudukan," kata Presiden Uruguay Jose Mujica, sebagaimana dikutip media lokal Terra"Kami tetap bangga pada perjuangan para pemainMereka sensasional," puji sang presiden.Sejatinya, tugas Diego Forlan dkk belum berakhirMereka harus tampil di perebutan tempat ketiga, melawan pecundang dari semifinal kedua antara Spanyol melawan Jerman dini hari tadiPartai hiburan tersebut dihelat di Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Minggu dini hari mendatang (11/7).
Sayang, tim berjuluk La Celeste mengaku kesulitan mengembalikan performa ke kondisi siap tempurMenurut pelatih Oscar Washington Tabarez, timnya terlalu terpukul dengan kekalahan dari Oranje, sebutan BelandaItu wajar, mengingat pertandingan cukup ketat, dan mereka mampu mengimbangi permainan Belanda.
"Kami harus mengubur memori laga ini dalam-dalam, dan melupakan kesedihan kami," kata Tabarez, seperti dikutip AFP"Sebenarnya, harus bermain di perebutan tempat ketiga amat sulitTapi kami harus menunjukkan kepada dunia bahwa negeri kecil kami mampu bersanding di jajaran tim elit EropaDi atas semua keterbatasan kami, Uruguay akan kembali menunjukkan kekuatan," lanjutnya.
Penyesalan Tabarez memang tidak berlebihanPasalnya, timnya mendapat banyak pukulan sebelum semifinalMulai dari kartu merah yang diterima bomber Luis Suarez, sampai cederanya bek Diego Lugano dan gelandang Nicolas LodeiroDengan kekuatan compang-camping itu pun, mereka masih bisa memberikan perlawanan maksimal.
Laga bahkan memanas selama empat menit tambahan waktu yang diberikan wasit Ravshan Irmatov asal UzbekistanSebab, saat itu Uruguay mampu mencetak gol kedua lewat tendangan keras Maxi Pareira dari luar kotak penaltiSemangat La Celeste kembali terlecutTampak jelas mereka memburu gol ketiga demi memaksakan perpanjangan waktuDi pinggir lapangan, Tabarez mulai menyiapkan pemain cadangannya untuk diterjunkan di extra time.
Jika benar-benar terjadi perpanjangan waktu, banyak yang berkeyakinan Uruguay bakal memenangi laga dini hari kemarinBahkan jika terjadi adu penalti sekalipunSebab, secara mental, mereka di atas anginMereka yakin bisa mengulang sukses menekuk Ghana di perempat final lewat babak tos-tosanApa daya, meski tensi sempat meningkat di dua menit terakhir pertandingan, mereka tidak bisa menambah golImpian untuk menembus final pertama dalam 60 tahun pun sirna.
"Kalau melihat ke belakang, kami bisa bilang bahwa Uruguay sempat menjadi empat tim terkuat di Piala Dunia 2010, dan menembus dominasi tiga raksasa Eropa," tutur Tabarez"Tapi hari ini, kami hanya bisa menjadi penontonSaya yakin, kalau kami yang di sana (final, Red) kami bisa menyulitkan Jerman maupun Spanyol," lanjutnya.
Apapun alasannya, Uruguay tidak boleh berkeluh kesah lagiSiap tidak siap, mereka harus menghadapi kekuatan Eropa lainnya, yaitu Jerman, di perebutan tempat ketigaKabar baiknya, dia kini sudah bisa memainkan SuarezKapten Lugano yang kemarin sudah masuk daftar cadangan juga sudah bisa diturunkan.
"Saya tahu benar level sepak bola Uruguay di era modern iniTapi faktanya, mereka bisa bertahan dari gempuran Belanda, dan bahkan mampu mencetak dua gol ke gawang lawanSaya tidak bisa mengharap lebih dari anak-anak yang sudah berjuang optimal," pungkas pelatih berusia 63 tahun tersebut(na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gajayana Diajukan sebagai Alternatif
Redaktur : Tim Redaksi