Saham yang siap diakuisisi pihak asing itu adalah milik PT Multipolar Tbk (MLPL) yang merupakan salah satu pemegang saham mayoritas sebesar 48,8 persen
BACA JUGA: Pertamina Naikkan Harga BBG
Dalam keterangan resmi, kemarin, MLPL akan melepas sebagian besar kepemilikan sahamnya kepada investor lain.Aksi perseroan tersebut tidak lepas dari rekomendasi Merrill Lynch Pte Ltd (Singapore) yang ditunjuk sebagai penasehat perseroan untuk mengembangkan usaha, terutama Hypermart
Benjamin mengatakan, dalam kondisi usaha yang tengah meningkat, tidak mungkin bila kemudian Hypermart yang dilepas
BACA JUGA: 7 BUMN Siap Masuk Bursa
Langkah terbaik adalah adanya pengembangan bersama di level pemegang sahamKehadiran mitra strategis nantinya, kata Benjamin, akan membuat posisi bisnis Hypermart menjadi semakin kuat
BACA JUGA: Listrik Prabayar Didukung 30 Ribu ATM
"Terutama dalam rencana ekspansi di masa mendatangKami akan mengundang peritel global yang kuat dan berkeyakinan untuk terus mempertahankan dan mengembangkan bisnis Hypermart serta divestasi operasional non-inti lainnya," jelasnya.Menurut Benjamin, perseroan juga akan meneruskan usaha Matahari Food Business (MFB) yang telah memiliki pondasi berskala nasional yang cukup strategis untuk menangkap peluang yang ada di pasar Indonesia di masa mendatangUpaya pelepasan saham MLPL dinilai sebagai langkah paling realistis yang bisa dilakukanSebab, jika Hypermart dijual, maka MPPA tidak lagi memiliki usaha yang prospektif, terlebih setelah tahun lalu MPPA melepas anak usahanya PT Matahari Department Store Tbk (MDS) kepada Meadows Asia Limited (MAC), anak usaha CVC Capital Partners.
Divestasi MDS menghasilkan total dana masuk sebesar Rp 7,16 triliun dan Rp 5,4 triliun di antaranya diberikan secara kasLangkah pelepasan MPPA oleh MLPL saat ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan MPPA kala ituSaat itu, MPPA melepas 90,76 persen atau 2,65 miliar saham MDS kepada CVC dengan harga Rp 2.705,33 per saham atau senilai total Rp 7,16 triliunNamun dalam kesepakatan akuisisi tersebut, MPPA masih memiliki porsi kepemilikan di MDS sebesar 20 persen melalui pengelolaan bersama MDS melalui Meadow Indonesia.
MLPL juga membutuhkan dana besar untuk ekspansi lini usaha lainnyaSalah satu rencana MLPL tahun depan adalah membuka dua cabang baru Robbinz Department Store di TiongkokTerkait hal itu perseroan membutuhkan belanja modal hingga Rp 1 triliun(gen/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... WIKA Targetkan Laba Bersih Rp 350 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi