JAKARTA - Tahun 2011 baru memasuki hari ke 10, namun pemerintah sudah mulai merevisi rencana privatisasi atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN)Jika awalnya pemerintah menargetkan 10 hingga 11 BUMN yang akan go public, kini target tersebut disusutkan.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengakui, awalnya pemerintah menargetkan paling tidak bisa mem-privatisasi 10 BUMN tahun ini
BACA JUGA: Listrik Prabayar Didukung 30 Ribu ATM
Namun, target tersebut kini dirasa sulit dicapaiMenurut Mustafa, penyusutan target tersebut disebabkan adanya beberapa BUMN yang selama ini digadang-gadang bisa melepas saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2011, menyatakan belum siap
BACA JUGA: WIKA Targetkan Laba Bersih Rp 350 Miliar
"Banyak yang merasa belum siap (IPO) dan ingin membenahi dulu untuk memperbaiki selling point (nilai jual, Red)," katanya.Mustafa menyebut, dalam proses IPO, Kementerian BUMN terus berupaya mendorong
BACA JUGA: BBM Dibatasi, Toyota Tetap Optimis
"Kita beri kesempatan buat mereka untuk berbenah dulu," ucapnya.Lalu, BUMN mana saja yang sudah siap untuk go public 2011" Sayangnya, Mustafa enggan merinci BUMN-BUMN tersebut"Belum bisa saya sebutkanTapi saya harap empat (BUMN) yang baru dan tiga (BUMN) yang lama," katanya.
Salah satu BUMN yang sudah tinggal menunggu pelaksanaan IPO adalah Garuda IndonesiaAdapun beberapa BUMN yang selama ini dipersiapkan untuk ikut IPO diantaranya adalah Wakita Karya (Konstruksi), Pelindo II dan IV (Jasa Pelabuhan), Angkasa Pura I dan II (Jasa Bandar Udara), serta Pegadaian (Jasa Keuangan)Kemudian, Jasindo (Asuransi), Rekayasa Industri (Engineering dan Konstruksi), Semen Baturaja (Semen), Permodalan Nasional Madani (Jasa Keuangan), serta Kawasan Berikat Nusantara (Jasa Kawasan Industri).
Mustafa menyebut, tahun ini sebenarnya merupakan momen yang tepat bagi BUMN untuk melaksanakan IPOIni terkait dengan masih derasnya aliran dana asing ke pasar keuangan Indonesia"Sebenarnya kasihan juga (yang belum bisa IPO)Sebab, dengan dana asing yang begitu banyak, bisa banyak yang dapat (tambahan modal)," ujarnya(fal/owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permintaan Saham Megapolitan Kelebihan 14 Kali
Redaktur : Tim Redaksi