Tahanan Wanita Tak Bakal Sesak-sesakan Lagi

Rabu, 28 Desember 2016 – 06:46 WIB
Penjara. Foto: dok.JPG

jpnn.com - JPNN.com - Masalah overkapasitas di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surabaya, terutama blok wanita, tidak lama lagi akan teratasi.

Pertengahan tahun depan kantor wilayah Kemenkum HAM Jatim mulai membangun rutan khusus wanita.

BACA JUGA: Wauw! Kembang Api Termahal = Satu Unit Motor

Kepala Kakanwil Kemenkum HAM Jatim Budi Sulaksana menyatakan, saat ini pihaknya masih menunggu cairnya anggaran.

''Sudah dianggarkan pada APBNP tahun ini,'' katanya tanpa memerinci besar anggaran tersebut.

BACA JUGA: Sidang Perdana Aa Gatot...Beraaaat

Rancangan bangunan rutan dibuat sejak tahun lalu. Rencananya, rutan baru dengan dua lantai itu dibangun di atas lahan seluas 6 ribu meter persegi.

Rumah dinas di sekitar rutan akan dikorbankan. Dengan pembangunan tersebut, kapasitas rutan akan meningkat menjadi 400 orang.

BACA JUGA: Gara-gara Seekor Kodok, Listrik di 2 Daerah Mati Total

"Akan kami buat yang lebih manusiawi dan modern," tuturnya.

Kondisi blok wanita Rutan Kelas I Surabaya memang memprihatinkan.

Jumlah tahanan dan narapidana yang membeludak tidak diimbangi dengan luas blok di bagian utara rutan itu.

Berdasar pantauan Jawa Pos pekan lalu, belasan penghuni rutan tampak berimpitan di dalam kamar. Keluar-masuk kamar pun susah. Penghuni lain harus dilangkahi.

''Kondisi tersebut yang paling parah,'' ujar Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Kelas I Surabaya Ardian Nova Christiawan.

Saat ini jumlah penghuni blok W Rutan Kelas I Surabaya mencapai 166 orang.

Jumlahnya menurun daripada awal bulan yang mencapai 175 orang.

Angka tersebut masih sangat banyak. Sebab, idealnya, kapasitas blok W hanya untuk 35-50 orang.

''Idealnya tiap kamar diisi lima orang saja,'' ungkap pria yang akrab disapa Nova itu.

Kenyataannya, kamar berukuran 4 x 4 meter tersebut diisi hingga tiga kali lipat dari kapasitas ideal.

Selain membuat suasana panas dan pengap, banyak penghuni yang harus tidur di luar.

Tidak terkecuali di ruang karantina. Hal itu membuat proses karantina tidak berjalan maksimal.

Seharusnya, proses karantina dilakukan selama dua minggu.

Namun, saat ini lamanya karantina harus menyesuaikan adanya penghuni baru.

''Proses karantinanya bisa lebih cepat karena sudah tidak ada ruangan lagi. Yang jelas, yang paling lama kita keluarkan dulu,'' jelasnya.

Kondisi itu juga memaksa puluhan penghuni tidur di luar tujuh kamar yang tersedia.

Dari segi keamanan, kondisi tersebut juga rawan konflik.

Belum lagi problem kesehatan. Sanitasi yang tidak bagus membuat penghuni rentan terserang penyakit.

''Kalau satu flu, yang lain pasti tertular,'' kata pria asal Solo itu. (aji/c20/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mainan Anak Rusak, Oknum Polisi Tembak Mobil Kadis


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Rutan  

Terpopuler