jpnn.com - JAKARTA - Banyaknya program studi (prodi) yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan, berimbas kepada kekurangan sumber daya manusia di bidang teknik.
Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) merilis data kebutuhan insinyur 2015 hingga 2019.
BACA JUGA: Program Studi yang Tidak Sesuai Kebutuhan akan Dimoratorium
Untuk 2015, sarjana teknik yang tersedia sebanyak 15.258 orang, 2016 sebanyak 17.092, tahun 2017 berjumlah 18.273, 2018 jumlahnya 19.454, dan 2019 sebanyak 20.635.
Sedangkan kebutuhan insinyur di 2015 sebanyak 12.663 orang, 2016 sebanyak 34.981. Pada 2017 yang dibutuhkan 72.895 orang, 2018 sebanyak 87.753, 2019 bertambah menjadi 82.018.
BACA JUGA: Menko PMK: Perguruan Tamansiswa Sangat Penting buat Pendidikan Nasional
"Mulai 2016, pemerintah membutuhkan tenaga insinyur lebih banyak. Tahun ini yang dibutuhkan 34.981 orang, tapi yang tersedia hanya 17.092 orang. Tahun depan malah kita kekurangan 54.622 Insinyur," kata Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti, Selasa (6/12).
Dia menyebutkan, kebutuhan insinyur ada 15 bidang ilmu. Yaitu teknik arsitektur, dirgantara, elektro, fisika/elektronika, geodesi, geologi, industri, informatika, kelautan, kimia, lingkungan, mesin, perminyakan, sipil, dan planologi. (esy/jpnn)
BACA JUGA: UN Dimoratorium, Proses Pendaftaran Mahasiswa Baru Diubah
BACA ARTIKEL LAINNYA... GAWAT! Lagi UAS, Ada Bunyi Tanah Berderak
Redaktur : Tim Redaksi