Menko PMK: Perguruan Tamansiswa Sangat Penting buat Pendidikan Nasional

Selasa, 06 Desember 2016 – 14:18 WIB
Menko PMK Puan Maharani bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Sri Edi Swasono, di sela Kongres XXI Persatuan Tamansiswa

jpnn.com - JOGJAKARTA - Tak bisa dibantah, sejarah pendidikan di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari Tamansiswa, yang didirikan pada 3 Juli 1922 di Jogyakarta oleh Ki Hajar Dewantara.

Sosok yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional itu bersama Perguruan Tamansiswa telah meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA: UN Dimoratorium, Proses Pendaftaran Mahasiswa Baru Diubah

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, saat membuka Kongres XXI Persatuan Tamansiswa Tahun 2016 di Jogjakarta, Selasa (6/12).

Acara pembukaan turut dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Sri Edi Swasono.

BACA JUGA: GAWAT! Lagi UAS, Ada Bunyi Tanah Berderak

“Ki Hajar Dewantara dan Perguruan Tamansiswa telah menorehkan sejarah yang sangat penting bagi dunia pendidikan dan telah meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Tamansiswa selain sebagai alat perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka juga berperan sebagai Kawah Candradimuka atau tempat kaderisasi para pejuang bangsa,” ucap Mbak Puan.

Belajar dari sejarah Perguruan Tamansiswa, menurut Menko PMK, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik seperti; Perguruan Tamansiswa adalah perguruan yang mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan gotong-royong. Perguruan Tamansiswa menggembleng kader-kader patriot bangsa berlandaskan budaya bangsa yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan dan persatuan dalam kebhinekaan.

BACA JUGA: Ratusan Guru Honorer K2 Geruduk Kantor Bupati

“Prinsip dasar Tamansiswa sangat relevan sebagai pegangan untuk membentuk siswa yang berkarakter, bermartabat, berbudaya, dan berkualitas. Perguruan Tamansiswa merupakan sistem pendidikan sebagai antitesis terhadap pendidikan Barat yang cenderung bersifat intelektualistik dan materialistik, dan tidak sesuai dengan akar budaya bangsa,” papar Puan.

Untuk itu, atas nama Pemerintah, Menko PMK memberi apresiasi kepada Persatuan Tamansiswa atas segala kontribusinya dalam memajukan pendidikan di Indonesia selama ini.  

Puan menambahkan, ajaran Ki Hajar Dewantara yang sangat populer di hati masyarakat, yaitu trilogi kepemimpinan sangat relevan dengan dunia pendidikan. Pertama, “Ing Ngarso Sung Tulodho” yaitu ketika berada di depan publik, guru dan pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan yang baik untuk orang lain. Kedua, “Ing Madyo Mangun Karsa” yaitu ketika di tengah atau di antara publik, guru dan pemimpin harus mampu membangun semangat untuk bekerja keras dan membangun kinerja yang baik. Ketiga, “Tut Wuri Handayani” yaitu ketika berada di belakang guru dan pemimpin harus mampu memberi dorongan dan menggugah semangat sehingga orang-orang di sekitarnya dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat. 

“Ajaran yang dikenal dengan nama Patrap Triloka tersebut mempunyai makna yang dalam dan masih relevan dengan kehidupan masa sekarang maupun masa yang akan datang,” ucap Puan.

Cucu Proklamator Kemerdekaan RI, Ir, Soekarno ini juga menyebutkan ajaran Ki Hajar Dewantara yang lain yang dikenal adalah Tri Pusat Pendidikan meliputi; pendidikan oleh dan diperoleh dari keluarga, dari sekolah dan dari masyarakat. 

“Ajaran ini memberikan pesan bahwa untuk menghasilkan generasi yang baik harus menjadi kepedulian dan tanggung jawab bersama secara gotong royong antara ke tiga lembaga di atas. Peran orang tua menjadi sangat penting untuk memberikan keteladanan hal-hal yang baik sejak anak usia dini. Dalam konteks kekinian, pendidikan mencakup pendidikan formal, informal dan non formal,” tandas Puan. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Tahun Lagi, Indonesia Kekurangan 10 Ribu Dosen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler