jpnn.com - PONOROGO - Pergerakan tanah di Tugurejo, Slahung, Ponorogo semakin menebar ancaman.
Terakhir, pergerakan tanah merembet ke jalan raya Ponorogo-Pacitan dan bangunan SDN 2 Tugurejo.
BACA JUGA: Ratusan Guru Honorer K2 Geruduk Kantor Bupati
Meski tidak retak, aspal jalan ambles. Warga memasang tanda peringatan di titik tersebut.
Pergerakan tanah juga menyasar SDN 2 Tugurejo.
BACA JUGA: 5 Tahun Lagi, Indonesia Kekurangan 10 Ribu Dosen
''Kejadiannya berbarengan, merembet dari jalan ke sekolah dalam semalam. Baru diketahui Jumat (2/12),'' ungkap Yudi Purnanto, penjaga SDN 2 Tugurejo.
Dia menambahkan, pada Kamis (1/12), terdapat retakan kecil di halaman SDN 2 Tugurejo.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Gaji Guru Sekolah Ini Akhirnya Dicairkan
Lebar retakan hanya 1 sentimeter, memanjang hingga 3 meter.
Saat Yudi pulang dari sekolah Kamis sore, hujan turun dan baru reda Jumat pagi.
Warga Tugurejo itu kaget begitu tiba di sekolah.
Aspal di depan sekolah ambles dan retakan di halaman semakin lebar, yaitu 3 sentimeter.
Dinding di luar ruang kelas IV dan VI juga retak.
''Setelah ruang guru dan kelas saya buka satu per satu, ternyata retakan jauh lebih parah."
Yudi melanjutkan, saat ini 140 siswa mengikuti ujian akhir semester (UAS).
Kepala SDN 2 Tugurejo Mujiono memutuskan untuk memindahkan kegiatan belajar-mengajar (KBM) siswa kelas IV.
Karena sedang mengikuti UAS, siswa kelas IV diminta bergiliran menggunakan ruang kelas II.
''Demi keamanan siswa. Padahal, bangunan yang terdampak itu baru direhab tahun lalu,'' ungkapnya.
Mujiono sudah melaporkan kondisi sekolah ke UPT Dinas Pendidikan (Dispendik) Slahung. (mg4/irw/c18/diq/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kualitas Dosen Indonesia Lebih Rendah Dibanding Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi