jpnn.com - JAKARTA – Pembentukan holding BUMN migas dan tambang diperkirakan akan segera rampung.
"Kami perkirakan hanya dua holding BUMN yaitu migas dan tambang yang bisa dituntaskan pada tahun ini, selebihnya diproyeksikan pada tahun 2017," kata Menteri BUMN Rini M Soemarno, Selasa (22/11).
BACA JUGA: OJK Mentahkan Batasan Saham Gocap
Rini menjelaskan, pembahasan dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sudah dilakukan minggu lalu yang meliputi berbagai aspek.
Mulai bagaimana pembentukan holding dikaitkan dengan status perusahaan, sampai soal aset yang akan disatukan.
BACA JUGA: Harga Urea Anjlok, Jadi Tantangan Besar Pupuk Indonesia
"Kami juga membahas soal saham pemerintah pada Freeport sebesar 9,36 persen yang otomatis dialihkan ke holding BUMN Tambang," ujar Rini.
Menurut catatan, holding BUMN migas akan menyatukan dua perusahaan besar yaitu PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk (Persero).
BACA JUGA: Kemenhub Pastikan Tidak Ada Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Pertamina akan menjadi perusahaan induk. Sedangkan Holding BUMN tambang menyatukan empat perusahaan.
Yakni PT Inalum (Persero), PT Bukit Asam Tbk (Perseo), PT Timah Tbk (Persero) dan PT Aneka Tambang Tbk (Persero). PT Inalum menjadi perusahaan induk.
"PGN merupakan perusahaan publik sehingga proses pembentukan juga harus dilaporkan dan disesuaikan dengan ketentuan atau peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Rini.
Setelah itu, yang juga harus dilalui dalam pembentukan holding adalah keharusan melaporkan dan membahas lebih lanjut dengan DPR-RI.
"Setelah semua proses dilalui maka akan diterbitkan Peraturan Presiden (PP) masing-masing holding BUMN tersebut," jelas Rini. (lum/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1 Hari Lagi, Menpar Arief Yahya Ajak Menangkan Wisata Halal Dunia
Redaktur : Tim Redaksi