Tahun Ini, Istana Janji Lebih Agresif

Staf Khusus: Kata 'Bohong' Tidak Terhormat

Sabtu, 15 Januari 2011 – 12:59 WIB
JAKARTA - Staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bidang politik, Daniel Sparingga mengatakan, tahun ini pemerintahan SBY-Boediono akan lebih agresif merespon publik, agar dapat dimengerti apa yang dilakukanIstilah kebohongan yang diarahkan ke pemerintahan SBY-Boediono, katanya pula, sangat membingungkan.

"Istana akan agresif tahun 2011 untuk berbuat, agar publik mengerti apa yang dilakukan Presiden dan menterinya," kata Daniel Sparingga, dalam diskusi bertajuk "Musim Berbohong" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (15/1).

Istana katanya, perlu merespon tudingan tokoh lintas agama yang menyebut pemerintahan saat ini lebih banyak bohongnya

BACA JUGA: Jadi Tuan Rumah Butuh Rp 20 M

Menurut Daniel, tudingan ini dipermasalahkan karena tidak terhormat dan sudah diarahkan kepada diri Presiden
"Ada banyak pernyataan

BACA JUGA: SBY Ajak Petani Awasi Anomali Iklim

Tahun sebelumnya disebut kalau tidak 'lambat', (disebut) 'pelit'," katanya.

Kata kebohongan, menurut Daniel lagi, sangat serius
Ia mencontohkan ketika skandal Watergate (1972-1974) yang melibatkan Presiden Amerika Serikat (AS), Richard Nixon, yang dituduh melakukan kebohongan publik

BACA JUGA: Warga AS Diduga Otak Pemalsuan Paspor Gayus

Sebelum akhirnya mengundurkan diri dan dimakzulkan, Nixon digambarkan seperti tokoh Pinokio yang suka berbohong dengan hidung yang panjang.

"Kebohongan itu sangat seriusKami tidak ingin itu menjadi memori publik," tukasnya.

Daniel mengatakan pula, sebetulnya Istana tidak mempersoalkan andaikan menggunakan kata-kata ingkar janji, inkonsistensi, atau gagalAlasannya, kata-kata itu lebih mudah dibantah.

Ray Rangkuti, aktivis Kompak yang terlibat dalam deklarasi lintas agama mengatakan, kesimpulan bahwa pemerintahan saat ini penuh dengan kebohongan bukanlah hal yang tiba-tiba, tapi sudah direncanakanKata dia, kesimpulan lintas agama ini diputuskan dalam pertemuan di KWI.

"Saya tidak tahu kalau itu bermasalahKarena apa yang publik rasakan tidak (sama) seperti angka-angka statistik yang disampaikan pemerintah," katanya.

Sebagaimana diketahui, Senin (10/1) lalu, aktivis dan tokoh lintas agama menyampaikan 18 kebohongan SBY, yang disebut terdiri dari 9 kebohongan lama dan 9 kebohongan baru, di Gedung Dakwah PP MuhammadiyahAktivis diwakili Yudi Latief, Maemunah, Halid Muhammad, Ray Rangkuti, Tama S Langkun, sedangkan dari tokoh agama ada Syafii Ma'arif dan Din Syamsuddin.

Sembilan kebohongan lama tersebut antara lain, pertama, pemerintah mengklaim bahwa pengurangan kemiskinan mencapai 31,02 juta jiwaPadahal dari penerimaan beras rakyat miskin tahun 2010 mencapai 70 juta jiwa dan penerima layanan kesehatan bagi orang miskin (Jamkesmas) mencapai 76,4 juta jiwa.

Yang kedua, Presiden SBY pernah mencanangkan program 100 hari untuk swasembada pangan, namun pada awal tahun 2011 kesulitan ekonomi justru terjadi secara massifKetiga, SBY mendorong terobosan ketahanan pangan dan energi berupa pengembangan varietas Supertoy HL-2 dan program Blue Energi, namun program ini mengalami gagal total.

Keempat, Presiden SBY melakukan konferensi pers terkait tragedi pengeboman Hotel JW MarriottIa mengaku mendapatkan data intelijen bahwa fotonya menjadi sasaran tembak teroris, ternyata foto tersebut merupakan data lama yang pernah diperlihatkan dalam rapat dengan Komisi I DPR pada tahun 2004.

Catatan kebohongan kelima, yaitu Presiden SBY berjanji menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir sebagai a test of our history, namun kasus ini tidak pernah tuntas hingga kiniKeenam, UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menuliskan anggaran pendidikan harus mencapai 20 persen dari alokasi APBNAlokasi ini harus dari luar gaji guru dan dosenNamun hingga kini, anggaran gaji guru dan dosen masih termasuk dalam alokasi 20 persen APBN tersebut.

Ketujuh, Presiden SBY menjanjikan penyelesaian kasus lumpur Lapindo dalam Debat Calon Presiden Tahun 2009Hanya saja, penuntasan kasus lumpur Lapindo tidak mengalami titik temu hingga saat iniLalu yang kedelapan, Presiden SBY meminta semua negara di dunia untuk melindungi dan menyelamatkan lautDi sisi lain, Presiden SBY disebut melakukan pembiaran pembuangan limbah di Laut Senunu, NTB, sebanyak 1.200 ton dari PT Newmont dan pembuangan 200.000 ton limbah PT Freeport ke sungai di Papua.

Catatan (kebohongan) kesembilan adalah, tim audit pemerintah terhadap PT Freeport mengusulkan renegosiasiNamun nyatanya, upaya renegosiasi ini tidak ditindaklanjuti pemerintah hingga kini.

Sedangkan untuk 9 kebohongan baru SBY, disebutkan yang pertama, bahwa dalam Pidato Kenegaraan 17 Agustus 2010, Presiden SBY menyebutkan bahwa Indonesia harus mendukung kerukunan antarperadaban atau harmony among civilizationFaktanya, catatan The Wahid Institute menyebutkan sepanjang 2010 terdapat 33 penyerangan fisik dan properti atas nama agama, dan Kapolri Bambang Hendarwso Danuri menyebutkan 49 kasus kekerasan ormas agama pada 2010.

Kedua, dalam pidato yang sama, Presiden SBY menginstruksikan polisi untuk menindak kasus kekerasan yang menimpa persInstruksi ini bertolak belakang dengan catatan LBH Pers, yang menunjukkan terdapat 66 kekerasan fisik dan nonfisik terhadap pers pada tahun 2010Lalu yang ketiga, Presiden SBY menyatakan akan membekali Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan telepon genggam untuk mengantisipasi permasalahan kekerasanAksi ini tidak efektif, karena di sepanjang 2010, Migrant Care mencatat kekerasan terhadap TKI mencapai 1.075 orang.

Keempat, Presiden mengakui menerima surat dari Zoelick (Bank Dunia) pada pertengahan 2010, untuk meminta agar Sri Mulyani diizinkan bekerja di Bank DuniaTetapi faktanya, pengumuman tersebut terbuka di situs Bank DuniaPresiden SBY pun diduga memaksa Sri Mulyani mundur sebagai Menteri Keuangan agar menjadi kambing hitam kasus Bank Century.

Kelima, SBY berkali-kali menjanjikan sebagai pemimpin pemberantasan korupsi terdepanFaktanya, riset ICW menunjukkan bahwa dukungan pemberantasan korupsi oleh Presiden dalam kurun September 2009 hingga September 2010, hanya 24 persen yang mengalami keberhasilanCatatan keenam, Presiden SBY meminta penuntasan rekening gendut perwira tinggi kepolisianUcapan ini pun terungkap sewaktu dirinya menjenguk aktivis ICW yang menjadi korban kekerasan, Tama S LangkunNamun dua Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Jenderal Timur Pradopo, menyatakan bahwa kasus ini telah ditutup.

Ketujuh, Presiden SBY selalu mencitrakan partai politiknya menjalankan politik bersih, santun, dan beretikaFaktanya, anggota KPU Andi Nurpati mengundurkan diri dari KPU, dan secara tidak beretika bergabung ke Partai DemokratBahkan, Ketua Dewan Kehomatan KPU Jimly Asshiddiqie, menilai Andi Nurpati melakukan pelanggaran kode etik dalam Pemilukada Toli-Toli.

Catatan (kebohongan) kedelapan, Kapolri Timur Pradopo berjanji akan menyelesaikan kasus pelesiran tahanan Gayus Tambunan ke Bali selama 10 hariNamun hingga kini, kasus ini tidak mengalami kejelasan dalam penanganannyaMalah, Gayus diketahui telah sempat juga melakukan perjalanan ke luar negeri selama dalam tahananLalu yang kesembilan, Presiden SBY menyebut akan menindaklanjuti kasus tiga anggota KKP yang mendapatkan perlakuan tidak baik oleh kepolisian Diraja Malaysia pada September 2010Namun sampai saat ini, tidak terdapat aksi apapun dari pemerintah untuk menuntaskan kasus ini, termasuk memperbaiki masalah perbatasan dengan Malaysia(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta Tak Melihat Gelagat Reshuffle


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler