jpnn.com - Beberapa orang suka dan sering menonton film porno, hingga disebut mengalami kecanduan konten pornografi. Namun seorang psikolog klinis menegaskan, tidak ada bukti ilmiah yang kuat bahwa kecanduan pornografi itu ada.
Dr. David Ley, psikolog klinis dari New Mexico Solutions mengatakan hal itu bisa dilihat di Diagnostic and Statistical Manual (DSM) terbaru. Panduan diagnosis gangguan jiwa itu tidak mencantumkan kecanduan pornografi karena kurangnya bukti yang kuat.
BACA JUGA: Gula dan Karbohidrat, Kombinasi Musuh Jantung
Menurut Dr. David, kurang dari 2 di antara 5 penelitian yang menyebut kebiasaan menonton film porno sebagai adiksi atau kecanduan. Itu pun tidak didukung desain eksperimental yang kuat, metodologi yang baik, dan model spesifikasi yang menyertainya.
Tidak ada bukti kuat bahwa kebiasaan menonton film porno berhubungan dengan disfungsi ereksi. Kebiasaan itu juga tidak terbukti menyebabkan perubahan tertentu di otak, seperti yang terjadi pada gejala kecanduan lainnya.
BACA JUGA: Awas Kecanduan Ponsel Bikin Mata Buta
Sebaliknya, ada manfaat meskipun tidak banyak, dari kebiasaan tersebut. Di antaranya memperbaiki sikap terhadap seksualitas, memperbaiki kualitas hidup, dan berbagai variasi perilaku seksual, dan kepuasan dalam hubungan jangka panjang.
"Kita butuh metode yang lebih baik untuk menolong orang yang berjuang mengurangi stimulasi seks secara visual, tanpa harus menganggapnya sebagai penyakit," kata Dr. David, seperti dilansir laman Sciencedaily, Senin (31/3).
BACA JUGA: Agar Tak Kendur, Wanita Harus Sering Lepas Bra
Penggunaan stimulasi seks secara visual dalam bentuk film porno memang kontroversial. Ada yang menganggapnya bisa mengurangi kepuasaan saat berhubungan dengan pasangan asli, ada pula yang menilai justru memberikan inspirasi berbagai variasi baru dalam berhubungan.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kram Perut Bertubi-tubi Saat Haid? Waspadai Gejala Endometriosis
Redaktur : Tim Redaksi