Tak Dibelikan Motor, Balita Digorok Paman

Kamis, 29 Desember 2011 – 09:25 WIB

BOGOR– Lantaran tak dibelikan sepeda motor oleh kakaknya, pemuda pengangguran asal Kampung Gunungbatu Kidul, RT 02/11, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Muhtadin (20), tega menggorok leher balita, Puroh (4), kemarin.

Aksi sadis itu disaksikan orangtua korban, Titi (25) yang sedang menggendong anak keduanya, Riki (2).
Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 08:30Titi, ibu kandung korban yang saat itu menggendong putra bungsunya, Riki, tengah mencuci pakaian sambil memandikan Puroh di pancuran samping rumahnya

BACA JUGA: Rumah Dibobol, Brankas Berlian Dibawa Kabur



Setelah memandikan, Titi memerintahkan Puroh masuk ke rumah untuk memakai pakaian bersih

Sementara itu, Titi menyelesaikan pekerjaannya mencuci pakaian sambil menggendong Riki

BACA JUGA: WN Malaysia Selundupkan Sabu Dalam Guci

Tiba-tiba dari samping muncul Muhtadin sambil menenteng sebilah golok
Tanpa sepatah kata, ia mengangkat ember berisi air sabun lalu menyiramkan air dan sejumlah rendaman cucian  ke muka Titi

BACA JUGA: Ditinggal Salat, Motor Disikat

“Saat masuk ke rumah saya sempat kejar, tiba-tiba ia malah menghunuskan golok ke leher anak saya yang masih telanjang di dalam kamar,” terang Titi, sambil menahan tangis.

Ia menambahkan, pelaku tiba-tiba menyayat leher balita mungil ituMelihat kejadian tersebut, Titi berteriak histeris dan meminta tolongSementara, pelaku melarikan diri meninggalkan korban yang sudah tergeletak dan bersimbah darah.

Teriakan dari gubuk reyot berdindingkan anyaman bambu (bilik) itu pun memancing perhatian wargaWarga yang melihat Puroh tergeletak bersimbah darah langsung membawanya ke Puskesmas BabakanmadangNamun, karena lukanya sangat parah, Puroh dirujuk ke RS PMI Bogor.

Sebagian warga yang mengetahui aksi keji tersebut mengejar pelaku yang terlihat kabur ke arah Sentul.  Tak berselang lama, pelaku berhasil dibekuk warga dan langsung digelandang ke Mapolsek Babakanmadang.
Kapolsek Babakanmadang, AKP Lugito menjelaskan, dari tangan pelaku, polisi menyita sebilah golok yang masih berlumuran darah"Informasi yang kita peroleh dari masyarakat, pelaku diduga memang seperti orang stresTapi, kalau diajak ngobrol nyambung, gak seperti orang stres," ujar AKP Lugito di kantornya, kemarin siang.

Lugito mengatakan, untuk memastikan apakah kondisi mental pelaku normal atau tidak, pihaknya akan melakukan pendalaman dengan mendatangkan saksi ahli"Alasannya sepele sekali, dia (pelaku, red) kesal karena keinginannya memiliki sepeda motor belum tercapaiKekesalan itu kemudian diluapkan dengan menganiaya korban hingga terluka parah di bagian leher," katanya

Atas perbuatannya itu, Muhtadin dijerat Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjaraSaat ditemui di Mapolsek Babakanmadang, Muhtadin mengaku kesal karena belum juga dibelikan motor oleh  kakaknya"Sudah lama saya minta dibeliin Jupiter MX sama kakak saya, tapi sampai sekarang belum jugaMakanya saya kesal," ujar Muhtadin.

Ia menambahkan, kakaknya bernama Zaenudin, bekerja sebagai satpam di salah satu perusahaan di BabakanmadangSaat ditanya kenapa ia menyerang balita itu, pemuda berperawakan kurus itu tidak menjawab pasti”Saya kesal," ucapnya singkat

Sementara itu, di Rumah Sakit PMI, Puroh mendapatkan perawatan intensif untuk menghentikan darah yang keluar terus-menerus dari luka sayatan di lehernyaBerdasarkan rekaman medis, Puroh menderita luka sayatan sedalam lima sentimeter, sehingga harus mendapatkan jahitan enam kaliLuka tersebut hampir mengenai urat nadi pembuluh darah vena, namun tak terlalu berbahaya karena segera diambil tindakan operasi.

Untuk menyelamatkan nyawa Puroh, tim medis membutuhkan waktu empat jam di ruang operasi, dari pukul 10:00 hingga 14:00, untuk menjahit luka di leher Puroh“Korban saat dibawa ke ruang operasi mengeluarkan banyak darahBeruntung masa kritisnya telah lewat sehingga tak ada yang mengkhawatirkan dari dia,” kata dokter bedah RS PMI Bogor, dr  Edward Syah.

Ayah Puroh, Mahpudin (49), saat ditemui di ruang operasi Paviliun Mawar lantai dua mengaku, saat dibawa ke rumah sakit, kondisi Puroh kritis karena mengeluarkan banyak darahMudin -begitu ia disapa- mengaku bingung dari mana mendapat biaya untuk kesembuhan anaknyaMeski ada bantuan dari Jamkesda, biaya pengobatan setelah keluar dari rumah sakit belum dipikirkannya“Sekarang belum tahu cari uang ke manaYang penting anak saya selamat dan bisa sembuh,” tandasnya(sdk/rur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Disekap Rampok, Penjaga Malam Tewas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler