Tak Goyah Meski Sedang di Penjara

Kamis, 01 April 2010 – 00:52 WIB
Bob Hasan. Foto : DINARSA KURNIAWAN/JAWA POS
ATLETIK dikenal sebagai salah satu cabor yang konsisten melangsungkan pelatihanAda atau tidak ada program dari pemerintah, pelatnas atletik tetap berjalan

BACA JUGA: Cerita Gol Pembuka yang Berbeda

itu tidak bisa dilepaskan dari sosok ketua PB PASI Bob Hasan.

Laporan M
DINARSA KURNIAWAN,
Jakarta

Pria bernama lengkap Muhammad "Bob" Hasan itu tampak serius memantau atlet-atlet pelatnas atletik di Stadion Madya, Jakarta

BACA JUGA: Nurdin Tak Mundur, Indonesia Rugi

Ketika itu, dia ditemani Sekjen PB PASI Tigor Tanjung menyaksikan pelari gawang Dedeh Erawati dan Agustine Bawele yang tengah berlatih
Saat itu, dia tampak mengenakan t-shirt kelabu, celana pendek, dan sneakers

BACA JUGA: Mancini: City Mesti Berjuang Keras


   
"Ya begini ini keseharian sayaKalau pagi main golf, sore saya sempatkan ke Stadion Madya, lihat anak-anak sambil olahraga," ungkap pria kelahiran Jakarta, 24 Februai 1931 tersebutItu dilakukan untuk menjaga kesehatannya di umurnya yang sudah merambat senja
   
Bob Hasan mengungkapkan, dirinya sudah berkecimpung di PASI sejak 1979, dan menjadi ketua pada 1982Pria bernama Tionghoa The Kian Seng itu menuturkan, menjadi pemina olahraga itu harus iklas dan mau berkorbanItulah yang membuatnya mampu bertahan sekian lama di induk olahraga atletik nasional itu
   
"Saya ingin membantu memajukan atletik dan membina bibit-bibit atlet potensialKalau tidak ada yang mau peduli, bagaimana olahraga bisa berprestasi," urai pria yang pernah mendapat julukan Raja Kayu tersebut
     
Dia menuturkan, sebenarnya dirinya hanya dipasang saja untuk memancing sponsor datangTapi, dia juga tak menampik sebagian uangnya kerap terpakai untuk membiayai PASIHanya, dia tidak mau menyebutkan berapa jumlah uang pribadi yang sudah dihabiskannya sejak terlibat di PASI
     
Dia memberikan gambaran, setiap bulan biaya yang dibutuhkan untuk latihan atlet pelatnas sekitar Rp 15 juta per orangDengan jumlah atlet yang mencapai sekitar 100 orang, berarti setiap bulan pihaknya harus mengeluarkan dana sekitar Rp 1,5 miliar
     
"Belum lagi masih harus bayar biaya operasional harianJadi, butuh biaya yang sangat besar untuk membina atlet menjadi seperti Suryo Agung, Dedeh Erawati, atau Triyaningsih," beber mantan Presiden AAAA (Asosiasi Atletik Amatir Asia) itu"Karena itu, kalau saya saya jelas tidak bisaKami juga butuh bantuan sponsor, dan yang utama adalah perhatian dari pemerintah," tambahnya
     
Dia bersyukur, dengan banyaknya bantuan yang mengalir untuk PASI, atletik tetap melakukan pelatnasPadahal, cabor-cabor lain banyak yang terpaksa menundanya karena belum ada kejelasan dana dari pemerintah.
     
Mengenai diluncurkannya Program Indonesia Emas (PIE), Bob menyambut baik, dan berharap bisa membawa olahraga nasional ke arah yang lebih baik"Semoga, dengan adanya program baru, kami bisa mendapatkan dana lebih untuk membina atlet lebih banyak," harapnya
   
Bob mengatakan, datangnya dia memimpin PB PASI tak serta-merta membuat prestasi atletik konsisten sebagai salah satu cabor nasional yang mampu berbicara di level dunia.  Menurutnya, yang harus diperhatikan adalah sistem dalam pengelolaan organisasi maupun pembinaan
   
Dalam kepengurusan PASI, dia mengatakan sistem sudah berjalan dengan baik, sehingga dia tidak perlu dipusingkan dengan segala urusan mengenai administrasiPembinaan juga berlangsung dengan berkelanjutan, dengan terus munculnya bibit-bibit atlet berbakat di seluruh Indonesia.
   
Kendati demikian, Bob tetap meminta laporan dengan rinci setiap perkembangan yang terjadi dalam kepengurusan maupun pembinaanDia juga harus memahami setiap aspek dalam pembinaan atletik
     
Beda dengan ketua-ketua induk cabor lain yang kebanyakan hanya orang berpengaruh yang dipasangkan karena kedudukan mereka sebagai pengusaha, pejabat pemerintah, atau militer"Kalau tidak memantau perkembangan dan paham seluk-beluk di sini, bisa-bisa dibohongi sama anak buah," canda mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Presiden Soeharto itu
     
Kedekatannya dengan presiden kedua itu juga yang membuatnya sempat mendekam di Lapas Batu, Nusa KambanganDia dibawa ke penjara dengan keamanan superketat itu setelah sebelumnya dikurung di CipinangTotal, dia menjalani hukumannya atas dakwaan korupsi selama empat tahunPada 2000-2004
     
Tapi, itu tak membuat PASI goyahBob mengatakan, kendati di penjara, tetap tidak hambatan bagi PASI untuk tetap menjalankan roda organisasi maupun menggelar pelatihan dan pembinaan"Sistem sudah jalan dengan baikJadi, tidak ada saya juga tidak masalahKadang-kadang pengurus atau atlet juga berkunjung ke penjara," bebernya(***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marah Lantaran Ballack Tak Minta Maaf


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler