jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah 69 poin atau 0,46 persen ke posisi Rp 14.837 per USD.
Pelemahan rupiah hari ini terjadi karena ada indikasi bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve masih akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan depan.
BACA JUGA: BI Meluncurkan 7 Uang Kertas Baru, Anggota DPR: Rupiah Harus Dihormati dan Dibanggakan Semua
Rupiah pun melemah dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.768 per USD.
"USD mampu menguat terhadap sejumlah mata uang utama setelah pejabat Federal Reserve pada pertemuan Juli mengindikasikan bahwa mereka kemungkinan tidak akan mempertimbangkan untuk menarik kembali kenaikan suku bunga sampai inflasi turun secara substansial," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
BACA JUGA: China Pangkas Suku Bunga, Begini Nasib Rupiah Hari Ini
Namun, terdapat keraguan terhadap komentar Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengatakan pada pertemuan Juli bahwa dampak kenaikan suku bunga Fed hingga saat ini masih membangun dalam perekonomian.
Besarnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed berikutnya diperkirakan akan bergantung pada inflasi harga konsumen dan data pekerjaan untuk Agustus, yang akan dirilis sebelum pertemuan September.
BACA JUGA: Mengaku dari Bank, 3 Pelaku Ini Menipu Ratusan Juta Rupiah, Kini Terancam Lama di Penjara
Pelaku pasar masih nampak berspekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan kembali pada September mendatang. Walau pada notula rapat The Fed dini hari tadi menunjukkan sikap yang lebih dovish dari bank sentral, tetapi tidak menutup peluang kenaikan suku bunga.
Mayoritas pelaku pasar masih menaruh harapan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin pada September nanti.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.776 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.776 per USD hingga Rp 14.847 per USD. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul