jpnn.com - SURABAYA – Setelah ditangkap polisi, M. Sarif Ali (60), warga Gunungsari, Surabaya, dipastikan kehilangan pekerjaannya. Terungkapnya kasus pencabulan itu membuat dia dikeluarkan dari SDN Simokerto VIII, tempatnya mengajar.
“Kami akan segera mengeluarkan Pak Ali dari sekolah,” ungkap Kepala SDN Simokerto Peni Kapsah kepada Radar Surabaya (JPNN grup) kemarin (3/6).
BACA JUGA: Wanita Hamil Ditemukan Tewas di Pinggir Rel Kereta
Dia menjelaskan bahwa Ali berstatus guru pembantu di sekolah tersebut. Sejak pensiun tahun lalu, dia ditunjuk sebagai guru pembantu di sekolah tersebut. Dia hanya diminta untuk mengajar dua semester. “Akhir semester ini Pak Ali terakhir mengajar di sini,” imbuhnya.
Meskipun demikian, Peni sudah mengetahui gelagat aneh Ali ketika awal masuk sebagai guru bantu di sekolah tersebut. Sebab, dia pernah menggelitik, merangkul, hingga yang paling parah meremas buah dada salah seorang guru. Namun, waktu itu, dia tidak ditindak.
BACA JUGA: Remaja 17 Tahun Dalangi Pencurian 92 Motor
“Ada guru yang pernah lapor bahwa dadanya diremas,” ungkapnya.
Di sisi lain, polisi terus menyelidiki kasus pencabulan tersebut. Penyelidikan diarahkan pada motif perbuatan cabul guru agama itu kepada para siswinya. Berdasar hasil pemeriksaan penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Surabaya, kehidupan pelaku dalam berumah tangga sebetulnya tidak menghadapi persoalan.
BACA JUGA: Tengok Pacar di Lapas, Janda Susupkan Sabu di Kemaluan
Dia punya istri serta dikaruniai empat anak dan beberapa cucu. “Kehidupan keluarganya normal. Pelaku juga punya istri dan kebutuhan biologisnya terpenuhi. Tidak ada persoalan,” kata Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Suratmi kemarin.
Sarif mengaku normal seperti laki-laki pada umumnya. Namun, dia belum berterus terang soal alasannya mencabuli siswinya. Perbuatannya tergolong nekat. Dia berbuat cabul dengan sadar dan disaksikan para siswa lainnya di kelas. Karena itu, polisi akan membawa dia ke psikiater untuk memastikan kondisi kejiwaannya, apakah ada kelainan seks, kelainan jiwa, atau tidak.
“Kami masih sibuk (meminta keterangan para korban, Red). Kalau ada waktu, kami akan lakukan (memeriksakan pelaku ke psikiater, Red),” tegas mantan kasubnit PPA tersebut.
Berdasar data yang dihimpun, perbuatan cabul itu diduga dilakukan agar Sarif awet muda. Kakek yang sudah dikaruniai cucu dari tiga anak perempuan dan seorang anak laki-laki tersebut memang terlihat lebih muda dari usianya. Suratmi belum berani memastikan hal ini.
“Dilihat dari usianya, memang fisiknya terlihat lebih muda. Namun, kami belum tahu persis motif pencabulannya,” katanya.
Seperti diberitakan, Sarif ditangkap karena dilaporkan berbuat cabul kepada puluhan siswinya. Baru tujuh korban yang melaporkan perbuatan Sarif. Diduga, ada 20 korban.(rud/yua/c1/jee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mencuri 32 Kali, Ditembak di Jembatan
Redaktur : Tim Redaksi