JAKARTA - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pepatah itu yang tepat untuk menggambarkan kondisi salah satu calon siswa SMKN 2 Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan SelatanSetelah dinyatakan tidak lulus seleksi masuk sekolah, calon siswa tersebut justru dimintai sumbangan 17 sak semen oleh pihak sekolah
BACA JUGA: Molor, Kerja Tim Verifikasi Pungli PPDB
Fakta itu ditemukan anggota DPR RI Dapil II Kalimantan Selatan, Aditya Mufti Ariffin saat menggelar reses
BACA JUGA: Siswa Nonmuslim Diajari Hormati Bulan Puasa
Karena tak mampu menyanggupi permintaan sekolah, siswa yang bersangkutan memilih putus sekolah"Saya baru saja kegiatan reses di Tanah Bumbu, disana saya menemui konstituen dan mendapatkan laporan dari soal permintaan sumbangan oleh pihak sekolah kepada calon siswanya, karena tidak mampu memenuhi permintaan, siswa itu akhirnya putus sekolah," kata Aditya kepada JPNN melalui Blackberry Messenger (BBM), Minggu (31/7)
BACA JUGA: Anggaran Berlipat, Cari Formula Baru Pencairan BOS
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menjelaskan keluhan dari orang tua siswa dia terima langsungNamun, ia enggan menyebut nama siswa yang dimaksud"Intinya orang tua tersebut mengeluhkan bahwa pihak sekolah meminta sumbangan karena anaknya tidak lulus seleksi," ucapnya.
Sumbangan yang diminta pihak sekolah adalah 17 sak semen dengan alasan pembangunan sekolahPadahal, siswa yang dimaksud berasal dari keluarga yang tidak mampu"Saya miris mendengarnya, hanya karena tidak mampu memenuhi permintaan akhirnya siswa kurang mampu harus putus sekolah," katanya.
Putra dari Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin ini menilai, kejadian yang menimpa calon siswa tersebut ââ¬â¹sangat ironisIa pun menilai pihak sekolah membuat kebijakan yang memberatkan terutama bagi masyarakat kurang mampu"Jangan hanya karena tidak mampu harus membendung cita-cita siswa untuk bersekolahSaya jujur saja sedih melihat saat ini masih ada sekolah yang membebani siswanya, apalagi yang kurang mampu," cetusnya.
Sebenarnya, lanjut dia, permintaan sumbangan dari sekolah siswa masih dapat ditoleransi asalkan sekolah mempertimbangkan kemampuan siswaNamun, jika sekolah memaksakan sumbangan bagi siswa yang kurang mampu, hal tersebut menurut Aditya tidak tepat"Saya sebagai anggota dewan yang salah satu daerah pemilihan saya adalah Kabupaten Tanah Bumbu agar pihak sekolah dan instansi terkait untuk mempertimbangkan kemampuan siswa kalau memang alasan permintaan sumbangan untuk kemajuan sekolah," tandasnya(tas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Astra Serahkan Gedung SMK Leuwiliang
Redaktur : Tim Redaksi