Tak Masuk Ramalan Jayabaya, Jokowi Diprediksi Lengser Sebelum 5 Tahun

Sabtu, 08 November 2014 – 11:14 WIB
Jokowi-JK saat diarak usai pengambilan sumpah. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, Raja Kediri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yang dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga.

Salah satu ramalan Jayabaya yang sangat terkenal adalah istilah Notonogoro. Di mana dia memprediksi siapa-siapa saja yang akan menjadi pemimpin negeri ini. Banyak kalangan spiritual yang mengartikan istilah Notonogoro sebagai pemenggalan akhir dari nama presiden di republik ini yang terdiri dari No-To-No-Go-Ro yang selanjutnya diawali oleh "No" Soekarno, "To" Soeharto.

BACA JUGA: Pengosongan Kolom Agama Beri Peluang Tumbuhnya Atheisme

"Setelah Soeharto lengser keprabon, selanjutnya digantikan oleh BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, hingga Abdurrahman Wahid (Gus Dur), namun kesemuanya tidak dapat memerintah secara penuh 5 tahun karena ketiganya tidak masuk dalam ramalan Jayabaya," jelas pelaku sipritual, Kanjeng Hartantoro, kepada RMOL (Grup JPNN), Sabtu (8/11).

Baru setelah itu, lanjut Kanjeng Hartantoro, ada lagi nama presiden yang memiliki akhiran kata "No” yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga dapat memerintah selama dua periode atau sepuluh tahun lamanya.

BACA JUGA: Menag Minta Masyarakat tak Berlebihan Respon Kolom Agama

"Dengan mengacu pada ramalan Notonogoro ini, seharusnya presiden selanjutnya yang akan memerintah selama lima tahun penuh adalah yang memiliki nama akhiran "Go". Namun itu tidak terdapat di dalam penggalan nama Joko Widodo sehingga diprediksi tidak akan purna memimpin selama lima tahun," ujar Kanjeng Hartantoro.

Hal ini, menurut Kanjeng telah diprediksi oleh tim spiritual Presiden Jokowi, sehingga para tokoh spiritual ini terus berupaya membentengi Jokowi dari hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi kepemimpinannya, seperti dengan melakukan ritual tolak bala, memilih tempat yang tidak lazim dalam mengumumkan susunan kabinet, melakukan kirab dengan kereta kencana, menggunakan seragam putih hitam, dan lain-lain.

BACA JUGA: Ketagihan Blusukan, Yuddy Chrisnandi: Ini Bukan Pencitraan

"Di dalam menjalankan pemerintahannya, akan banyak norma-norma yang dilanggar atau keluar dari kepatutan sehingga menjungkirbalikan pakem yang ada dan akhirnya menimbulkan gejolak," ramal Kanjeng.

Bagaimanapun juga, jelas Kanjeng Hartantoro, alam memiliki norma-normanya sendiri. Sebab itu, sebaiknya para pelaku spiritual yang membentengi sang presiden dapat memberikan masukan yang baik dengan menyelaraskan kehendak sang alam atau sang jagad dalam mengambil setiap keputusan yang menyangkut kehidupan rakyat banyak.

"Sebab akan ada pengkhianatan dari orang-orang sekeliling Jokowi yang yang dibungkus atas nama kepentingan rakyat," ujar Kanjeng dengan nada lirih. (rmo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemanfaatan Tiga Kartu Sakti Jokowi Akan Diperluas Tahun Depan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler