jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga tidak setuju dengan pandangan yang mengaitkan Reuni 212 dengan kepentingan Anies Baswedan pada Pilpres 2024
Menurut dia, tudingan tersebut hanya sebatas asumsi belaka.
BACA JUGA: Survei LANSKAP: Elektabilitas Prabowo Unggul Ketimbang Anies dan Ganjar
"Peserta Reuni 212 bukanlah pihak yang dapat mengusung seseorang menjadi capres atau cawapres. Karena itu, tidak ada untungnya bagi Anies untuk mendompleng dalam Reuni 212," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Jumat (3/12)
Dosen Universitas Esa Unggul itu juga menjelaskan selama reuni 212, para peserta tidak mengangkat isu pilpres.
BACA JUGA: Elektabilitas Airlangga Teratas, tetapi Gibran Mengejutkan, AHY dan Anies Lewat
"Bahkan, nama Anies terkait pilpres tidak muncul dalam Reuni tersebut," lanjutnya.
Menurut Jamiluddin, pihak yang mengaitkan Anies Baswedan dengan kelompok reuni 212 selama ini dikenal berseberangan dengan Gubernur DKI Jakarta itu.
BACA JUGA: Temui Buruh, Anies Mengaku telah Menyurati Kemnaker Terkait UMP 2022
"Kelompok tersebut memang selalu mengaitkan Anies dalam konotasi negatif bila ada kelompok Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang melakukan aksi di Jakarta," ujarnya.
Pihak-pihak tersebut, kata Jamiluddin, selalu menuding Anies Baswedan atas dasar kebencian dan memberikan stigma negatif tanpa fakta akurat.
"Sikap awal yang penuh kebencian membuat mereka menilai Anies serba negatif," jelas Jamiluddin.
Atas dasar itu, menurut Jamiluddin, wajar jika Anies Baswedan tidak pernah merespon tudingan tersebut.
"Anies membiarkan mereka seperti anjing menggonggong yang dampaknya memang tidak besar," pungkasnya. (mcr8/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Adil
Reporter : Kenny Kurnia Putra