Tak Menyesal Tampil Ofensif

Senin, 24 Mei 2010 – 11:21 WIB
Louis van Gaal. Foto: Frd Joch/Bild.de.
MUNCHEN - Pelatih Bayern Munchen Louis van Gaal memang menyesal tidak mampu membawa timnya merebut treble winners musim iniNamun, dia mengaku tidak pernah menyesal sedikitpun telah menanamkan filosofi bermain cantik dan ofensif kepada Arjen Robben dkk

BACA JUGA: Pesta Manis, Lalu Inter Segera Menangis

Musim depan, dia tidak akan mengubah karakter yang telah membuat Bayern menjadi salah satu tim dengan permainan paling atraktif di Bundesliga tersebut.

"Tidak, saya tidak akan mengubah gaya main kami hanya gara-gara kekalahan ini," tegas Van Gaal, sebagaimana dikutip Associated Press
"Menyerang itu selalu lebih sulit daripada bertahan

BACA JUGA: Mourinho, Setelah Kemenangan Besar Itu

Gaya main adalah pilihan setiap tim, dan Bayern telah memilih yang tersulit
Kalah karena hal itu tidak terlalu jelek," paparnya.

Menurut Van Gaal, taktik yang dia jalankan kala menghadapi Inter Milan di final Liga Champions dinihari kemarin bukanlah penyebab kekalahan Bayern

BACA JUGA: West Ham Tawarkan Rp100 Miliar

Satu-satunya faktor yang membuat mereka pulang ke Munich dengan kepala tertunduk adalah kegagalan mereka mengantisipasi serangan balik Inter.

Sebenarnya, aku Van Gaal, dirinya sudah menganalisa habis-habisan pola permainan InterDia juga tidak terkejut kalau tim besutan Jose Mourinho itu tampil bertahan seperti saat menghadapi Barcelona di leg kedua semifinalDia juga menyiapkan pola superofensif untuk menembus ketatnya pertahanan tersebutTernyata, skema buatannya tidak cukup kuat.

"Sebenarnya kami tidak terkejut bahwa pertandingan akan berjalan seperti tadiSaya sudah tahu Inter bakal turun dengan formasi ini, dan kami tahu bakal sulit menghadapinyaMereka sangat terorganisasi, dan kami gagal mengimbangi itu," paparnya"Saya senang Mourinho bisa merebut treble winners dengan taktik seperti ituTapi saya tidak tergoda mengikutinya," imbuh Van Gaal sinis.

Tidak heran kalau Van Gaal begitu setia dengan filosofi ofensif dan mengedepankan permainan cantik, sekaligus membenci style bertahan seperti yang diperagakan InterBagaimanapun juga, pria berusia 58 tahun itu berasal dari Belanda, yang merupakan tempat berkembangnya total footballSehingga, meskipun Bayern dikalahkan tim yang lebih banyak bertahan, dia tidak tertarik untuk mengikuti style permainan Inter.

"Saya kira, atmosfer fans di sekitar Bayern berubah musim iniKarena kami memainkan sepak bola yang atraktif, dan kami bermain untuk menghibur publikKami tidak hanya mencari kemenangan," jelas Van Gaal.

"Hanya saja, untuk melakukannya kami harus berada dalam performa terbaik, dan hari ini (kemarin, Red) jelas bukan penampilan terbaik kamiApalagi, menyerang kan jauh lebih melelahkan daripada bertahan," tambah pelatih yang 15 tahun lalu merebut trofi Liga Champions bersama Ajax Amsterdam tersebut.

Sementara, tidak bisa dipungkiri, absennya Franck Ribery kemarin ikut mengurangi daya gedor BayernGelandang kreatif berusia 26 tahun itu selalu memenangkan duel perebutan bola di tengah, serta banyak membuat terobosan yang membahayakan gawang lawanTanpa dia, Bayern tidak berkutik kala pergerakan Robben dimatikan oleh para defender Inter.

Namun sekali lagi, Van Gaal tidak ingin menyebut hal itu sebagai faktor kekalahan BayernToh, Bayern tampil oke tanpa dia di leg kedua semifinal melawan Olympique LyonDi samping itu, Van Gaal menyebut Ribery sebagai faktor utama yang bakal mengurangi respek kepada pemain lain.

"Tapi tentu saja, bagi tim dengan karakter seperti kami, kehilangan pemain kreatif bakal berpengaruh banyakDan Franck (Ribery) adalah pemain kreatif," aku Van Gaal"Bagaimanapun juga, saya memuji spirit pemain yang tidak pernah menyerah dan mengendurkan tekananSaya menjabat tangan mereka erat-erat, sebagai tanda bahwa saya bangga pada tim iniMeski kalah, mereka tetap bermain cantik," pungkasnya(na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enough Said, Gelar Ketiga Itu Milik Inter!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler