Tak Terima Masjid Ditutup, Ketua Komisi VIII DPR: Ini Perlu Kecerdasan Berpikir Penguasa

Senin, 18 Mei 2020 – 17:45 WIB
Yandri Susanto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto protes dengan kebijakan pemerintah yang melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini karena masih adanya pembatasan beribadah di masjid di saat aktivitas bandara, stasiun kereta, mal hingga pasar mulai penuh sesak.

"Menurut saya tidak adil, kalau ke bandara boleh, pasar penuh, stasiun buka, kenapa masjid tempat orang berdoa di tengah banyak bencana begini, enggak boleh. Saya kira ini perlu kecerdasan berpikir penguasa," ucap Yandri saat dihubungi jpnn.com, Senin (18/5).

BACA JUGA: Alumni 212 Tidak Mau Tahu, Pokoknya Semua Masjid Harus Dibuka

Selain pelaksanaan ibadah di bulan Ramadan, diaktifkannya lagi masjid sebagai tempat ibadah pada saat salat Idulfitri atau salat Id pada 24 Mei 2020 mendatang, juga menjadi perhatian masyarakat.

Dijelaskan Yandri, dalam rapat kerja terakhir dengan Menteri Agama Fachrul Razi, telah dilakukan evaluasi bahwa dengan adanya relaksasi aturan PSBB, komisi bidang agama itu juga mengusulkan ke pemerintah untuk juga merelaksasi tempat-tempat ibadah khususnya masjid di bulan Ramadan.

BACA JUGA: Boleh Salat Idulfitri di Masjid Jika 1.600 Sampel Negatif Corona

"Dan saya kira, saya sebagai ketua komisi VIII, pemerintah harus melakukan itu. Tetapi dengan tetap waspada. Bagi yang mau ke masjid melaksanakan protokol WHO tentang corona, pakai masker, berjarak, tidak bersalaman," ujar waketum PAN ini.

Bahkan dianjurkan bagi masjid-masjid yang dipastikan jemaahnya tidak ada yang terinfeksi Covid-19, jangan menerima jemaah dari luar lingkungannya terlebih dahulu. Bagi Yandri, menghidupkan aktivitas ibadah di masjid penting sebagai syiar agama.

BACA JUGA: 5.000 Masjid Diminta tidak Laksanakan Salat Idulfitri Berjemaah

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah jangan mengeneralisir kondisi yang ada antara satu daerah dengan daerah lain. Apalagi di saat sudah banyak masyarakat yang berdesakan di pasar, bandara, kantor pos dan bank-bank untuk mencairkan BLT, maka ke masjid dengan pengaturan yang baik seharusnya jangan dipermasalahkan.

"Bagi masyarakat yang sudah berapa bulan ini terbukti tidak kena dan mereka tertib menjalankan protokol corona, saya kira mereka mau ke masjid jangan dihalangi. Aparat jangan represif. Kalau mau (represif) sama yang di pasar dan ke bandara itu," tandas Yandri. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler