Takeda Gandeng Alodokter Edukasi Mencegah DBD

Kamis, 28 Maret 2024 – 20:51 WIB
PT Takeda Innovative Medicines dan Alodokter bekerja sama memerangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui program edukasi kepada tenaga kesehatan, maupun masyarakat umum. Foto dok. Takeda

jpnn.com, JAKARTA - PT Takeda Innovative Medicines dan Alodokter bekerja sama memerangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui program edukasi kepada tenaga kesehatan, maupun masyarakat umum.

Selain itu, kampanye penerapan gerakan 3M Plus secara konsisten, serta mempertimbangkan pencegahan inovatif melalui vaksin.

BACA JUGA: Program Kampanye Cegah DBD Takeda dan Kemenkes Diganjar Penghargaan

“DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa dan sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus karenanya tindak pencegahan sebagai kunci," kata Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, dalam keterangannya, Kamis (28/3).

Andreas juga menyambut baik kesediaan Alodokter untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang DBD, pencegahannya, serta penanganannya.

BACA JUGA: Cegah DBD, Takeda Gencarkan Edukasi & Pentingnya Vaksinasi

Ditambah lagi selama ini Takeda juga telah membangun kemitraan dengan Kementerian Kesehatan melalui kampanye bersama #Ayo3MplusVaksinDBD.

"Kasus DBD di Indonesia juga melonjak dalam beberapa waktu terakhir, di mana pada minggu ke-11 tahun 2024 dilaporkan terdapat 35.556 kasus dengan 290 kematian," ungkapnya.

BACA JUGA: Kemenkes, Bio Farma & Takeda Berkolaborasi Mencapai Nol Kematian Akibat DBD pada 2030

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), juga memperingatkan DBD sebagai salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia, dan di Indonesia sebagai salah satu negara hiper-endemis.

"Ini karena penyebaran nyamuk ini sangat cepat," ucapnya.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023 menyatakan bahwa terdapat total 114.435 kasus demam berdarah dengue selama 2023, dengan kematian 894 kasus, turun dari tahun sebelumnya sebanyak 143.266 kasus dan kematian sebanyak 1.237 kasus.

Perlu lebih banyak edukasi tentang DBD dan intervensi inovasi dalam pencegahan DBD. 

"Hal ini karena masih banyak kesalahpahaman terkait risiko, tingkat keparahan, dan pencegahan dengue, padahal semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup," sambungnya.

Dia menjelaskan selain 3M, perlindungan melalui vaksinasi direkomendasikan oleh asosiasi medis tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga orang dewasa. 

"Oleh karena itu, marilah kita terus memperkaya diri kita dengan pengetahuan tentang DBD dan pencegahannya melalui sumber-sumber yang tepercaya," kata Pendiri dan Presiden Direktur Alodokter Suci ArumsariArumsari. 

Dia juga mengingatkan dalam beberapa waktu ke depan masyarakat akan menyambut hari raya idulfitri dan momen tersebut tidak lepas dari budaya pulang ke kampung halaman atau mudik.

Hal ini juga perlu menjadi perhatian, mengingat seorang individu tidak hanya berisiko terkena DBD, tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi. 

"Ketika seekor nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus dengue dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi virus dengue. Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menularkan virus tersebut kepada orang yang sehat dengan menggigit mereka," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Takeda   DBD   kasus DBD   Nyamuk Dbd  

Terpopuler