Takziah ke Kediaman Buya Syafii Maarif, Gubernur Khofifah Kenang Sosok Ulama Karismatik

Sabtu, 28 Mei 2022 – 20:16 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat berbincang dengan istri almarhum Buya Syafii, Umi Nur Kholifah, Sabtu (28/5). Foto: Dokumentasi Pemprov Jatim

jpnn.com, YOGYAKARTA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyempatkan bertakziah ke kediaman ulama dan tokoh intelektual muslim yang akrab disapa Buya Syafii Maarif di Jalan Halmahera, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu (28/5).

"Kami ingin menyampaikan duka cita yang mendalam baik atas nama pribadi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun warga Jawa Timur," kata Gubernur Khofifah.

BACA JUGA: Buka Kongres III Pergunu, Khofifah Minta Kualitas Guru Harus Ditingkatkan

Dalam kunjungannya tersebut, Gubernur Khofifah ditemui langsung istri almarhum Buya Syafii, Umi Nur Kholifah.

Gubernur Khofifah mengaku banyak sekali makna kehidupan yang diperoleh saat berbincang singkat dengan Umi Nur Kholifah, terutama mengenai sosok Buya Syafii dan sang istri yang memiliki kemandirian luar biasa dalam menjalankan kehidupan.

BACA JUGA: Khofifah Bersama Kapolda dan Pangdam Gelar Sidak Minyak Goreng, Hasilnya Mengejutkan

"Luar biasa saya rasa, karena mempertahankan ketahanan keluarga ini bukan hal yang sederhana. Kemandirian yang dilakukan oleh beliau bukan hanya diceritakan atau dinarasikan, tetapi dijalankan oleh beliau dan rasanya tidak mudah kita mengikutinya," beber Khofifah.

Menurut Khofifah, kisah nyata almarhum Buya Syafii membangun ketahanan keluarga melalui harmonius partnership dengan sang istri menjadi bagian penting untuk terus diikuti dan diteladani.

BACA JUGA: Buya Syafii Maarif Wafat, Moeldoko Ungkap 3 Hal dari Almarhum Ini Akan Selalu Dikenang

Khofifah pun mengenang sosok Buya Syafii yang tidak berhenti selalu mengajak bangsa Indonesia agar menjaga persatuan dalam kebhinekaan, saling menjaga dan menghormati agar bisa membangun integrasi bangsa lahir dan batin.

"Saya rasa kita semua kehilangan sosok intelektual dan ulama karismatik yang penuh kesantunan serta kebersahajaan dengan kedalaman keilmuan yang luar biasa," ungkapnya.

Dia melihat sosok sekaliber Buya Syafii Maarif selama ini tentu memiliki sangat banyak kekuatan-kekuatan basis legitimasi, sehingga tarikan politik dari berbagai pihak tidak bisa dihindari.

Namun, kenang Khofifah, Buya Syafii semasa hidupnya memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menjaga jarak yang sama dengan semua kekuatan politik.

"Analogi yang tepat untuk bisa menggambarkan sosok Buya Syafii Maarif di tengah tarikan politik yang luar biasa, seperti ikan di laut. Air laut asin, tetapi ikan yang hidup di laut tetap tawar tidak ikut asin seperti air laut itu sendiri," kenangnya.

Gubernur Khofifah menggambarkan sosok Buya Syafii Maarif dengan perumpamaan lautan.

"Air laut itu asin, tapi ikan itu tidak terkontaminasi dengan asinnya air laut. Saya rasa beliau bisa menjadi payung dari sangat banyak kekuatan politik, kekuatan sosial, kekuatan keagamaan dan tentu komitmen besar menjaga kebinekaan di dalam persatuan dan kesatuan," ujarnya.

Karena itu, mantan Menteri Sosial itu menilai sosok almarhum sangat cocok disebut sebagai bapak bangsa.

Hal tersebut dinilai dari keinginan yang kuat seorang Buya Syafii Maarif yang teguh menjaga perdamaian dan persatuan.

Ditambah lagi karena almarhum Buya Syafii adalah tokoh utama di Muhammadiyah yang selalu ingin salah satu ormas Islam tersebut di Indonesia itu dalam suasana sejuk dan bersatu.

Tak hanya itu, kata Khofifah, almarhum Buya Syafii juga ingin seluruh umat Islam dalam suasana yang damai dan bersatu, kedamaian dan persatuan.

"Hal-hal tersebut menjadi salah satu hal yang diperjuangkan oleh tokoh-tokoh besar, tokoh-tokoh bangsa yang dimiliki oleh negeri ini," tuturnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengutarakan rasa kehilangannya kembali atas kepergian Buya Syafii di tengah kebutuhan akan referensi pemikiran almarhum demi mengawal bangsa dan negara Indonesia.

"Maka tugas kita adalah bagaimana bisa menjaga, menindaklanjuti, dan terus bisa menyemai pikiran-pikiran besar beliau untuk menjaga integritas dari warga bangsa supaya suasana sejuk, damai, penuh persatuan dapat terjaga. Persaudaraan itu bisa kita jaga dan bisa kita lanjutkan perjuangan-perjuangan besar beliau," urainya.

Di akhir kunjungannya, Khofifah mengatakan almarhum Buya Syafii memiliki koleksi buku di perpustakaan pribadinya dengan jumlah sangat banyak.

Pihak keluarga berencana menghibahkan kepada sekolah Mualimin di sekitar Yogyakarta.

Secara khusus, Khofifah meminta kepada keluarga agar koleksi buku tersebut ada yang diberikan kepada Pondok Pesantren di Karangasem, Paciran, Lamongan. 

"Supaya ruh dari semangat untuk mencari ilmu dan kemudian meluaskan wawasan dan mendedikasikan terbaik untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara itu tersemai. Jadi saya rasa karena referensi buku beliau luar biasa, maka ilmu tersebut bisa sampai ke anak didik di sana," pungkasnya. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler