BACA JUGA: RI-Australia Sepakat Lawan Teroris
Demikian antara lain seperti diberitakan situs The Guardian, Minggu (19/7) malam.Dalam video tersebut, yang potongannya bisa dilihat di Youtube dari hasil upload kantor berita ABC News, sang prajurit yang terlihat gundul, berbicara dengan agak gemetar dan diiringi emosi
Pihak militer AS sejauh ini masih tak mau menyebutkan nama sang serdadu, begitu pula pangkat maupun umurnya
BACA JUGA: Indonesia Heboh Seharian, Media Internasional Cuma Pagi
Namun, berdasarkan tampilan di video tersebut, diperkirakan serdadu yang tampak sedikit berjanggut itu berusia 20-an tahun.Di antara hal yang disampaikannya, sang serdadu misalnya di bagian awal menyebutkan bahwa ia merasakan perang yang ia jalani "sangat berat", serta mengaku bahwa ia berniat mempelajari Islam - bisa jadi karena didesak oleh kaum Taliban
"Kepada saudara-saudaraku warga Amerika yang mempunyai orang-orang tercinta di sini (Afghanistan), anda pasti sangat merindukan mereka
BACA JUGA: Tiongkok Isolasi Pemimpin Uighur
Anda (sebenarnya) memiliki kekuatan untuk memaksa pemerintah kita membawa mereka pulang," katanya."Tolong, tolong bawa kami pulang, agar kami dapat kembali ke tempat di mana kami seharusnya, dan bukan di sini, menyianyiakan waktu dan kehidupan serta hidup kami yang berharga, yang seharusnya bisa kami gunakan di negeri sendiriTolong, bawa kami pulang," lanjutnya.
Rekaman itu sendiri tampaknya sudah diedit cukup baik, di mana suara sang serdadu juga terdengar sedikit beratSuara pria muda itu pun terdengar lebih tegang saat menggambarkan kehidupan pribadinya"Aku takut, takut tak akan bisa kembali lagi ke rumahSangat tak menyenangkan rasanya menjadi tahanan," ungkapnya di depan kamera.
Ia pun lantas berkata bahwa ia merindukan keluarganya, serta berencana menikahi pacarnya"Aku merindukan mereka, dan aku takut tak akan dapat bertemu mereka lagi, tak punya kesempatan mengatakan aku cinta mereka serta memeluk mereka lagi," ujarnya.
Seorang juru bicara militer AS di Kabul, Kapten Jon Stock, membenarkan bahwa pria di video tersebut adalah salah seorang serdadu yang 'hilang' di luar sebuah pangkalan militer AS di sebelah selatan Provinsi Paktika, Afghanistan, tanggal 30 Juni laluNamun lebih jauh, Stock pun mengecam dirilisnya video tersebut.
"Penggunaan serdadu tersebut untuk tujuan propaganda, kami anggap sebagai pelanggaran hukum internasional," katanya kepada Reuters"Kami saat ini terus melakukan upaya apapun yang memungkinkan, untuk mengembalikan serdadu tersebut dalam keadaan selamat dan baik-baik saja," lanjutnya(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Viagra untuk Manula
Redaktur : Tim Redaksi