jpnn.com - JAKARTA – Aksi unjuk rasa di sekitar gedung Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis lalu (21/8) membuat sejumlah taman di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, hancur.
Pemprov DKI pun terpaksa merogoh kocek hingga ratusan juta untuk memperbaiki taman-taman tersebut.
BACA JUGA: Pemkot Bekasi Bentuk Tiga Badan
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Nandar Sunandar mengatakan, kerusakan terparah terjadi pada taman di bundaran Bank Indonesia (BI), taman Patung Kuda, dan taman di depan gedung MK. Pihaknya telah selesai menginventarisasi kebutuhan dana perbaikan.
’’Setelah dilakukan pengecekan di lapangan, diperlukan dana tidak kurang dari Rp 200 juta untuk memperbaiki,’’ ujar dia Jumat (22/8).
BACA JUGA: Kejaksaan Geledah Kantor Satpol PP
Menurut dia, setelah MK membacakan putusan sengketa hasil pemilihan presiden (pilpres) pada Kamis malam lalu (21/8), pihaknya langsung turun ke lapangan untuk membersihkan sejumlah taman yang rusak.
Tapi, dia terpaksa kembali karena gas air mata masih memenuhi lokasi. Dia lantas melanjutkan pemantauan kemarin pagi. Petugas kemudian merapikan taman yang rusak tidak terlalu parah dan mendata taman yang mesti ditata ulang. ’’Kondisinya (taman) sekarang masih banyak yang rusak. Jadi, perlu waktu dulu,’’ jelas dia.
BACA JUGA: Ancol Gagal Bersaing dengan Sentosa Island
Dia menargetkan proses perbaikan taman selesai dalam dua minggu. Tetapi, perbaikan tidak dapat dilakukan dengan serta merta karena taman-taman tersebut berlokasi di jalan protokol yang padat kendaraan.
Dia berharap para demonstran tidak lagi merusak fasilitas publik. Apalagi taman menjadi program prioritas pemprov untuk menambah ruang terbuka hijau (RTH).
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Basuki T. Purnama (Ahok) geram dengan aksi para pengunjuk rasa yang merusak taman-taman kota. Dia mengancam meminta ganti rugi kepada para penanggung jawab demo.
Menurut dia, perusakan taman tersebut tidak bisa didiamkan begitu saja. Apalagi kejadian yang sama pernah terjadi ketika demonstran merusak taman di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu.
’’Kami akan perbaiki dulu, baru mengirim surat kepada mereka untuk menagih penggantian biaya perbaikan,’’ katanya.
Secara terpisah, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI telah mengangkut sisa kerusakan taman. Sepuluh truk besar dan 50 petugas diturunkan untuk mengangkut tanaman yang tidak bisa dimanfaatkan lagi tu.
Berdasar pantauan Jawa Pos, ada dua taman yang kondisinya rusak parah. Yakni, Taman Bundaran BI dan Taman Patung Kuda di traffic light depan gedung Indosat, Jakarta Pusat. Sejak kemarin pagi 50 petugas lapangan bekerja keras mengangkut berbagai tanaman yang rusak. Tanaman itu lantas dimasukkan ke dalam kantong-kantong sampah besar dan dimuat di atas truk untuk dibuang.
Kepala Bidang Keindahan Kota Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Nur Aidani Lievayanti menjelaskan, yang rusak di bundaran BI memang hanya tanaman penghias yang dapat ditanam sewaktu-waktu. Misalnya, untuk menyambut 17 Agustus. Karena itu, tanaman tersebut tidak bersifat permanen.
Tetapi, ungkap dia, pembuatan taman itu memakan biaya yang tidak sedikit. Biasanya tanaman dekorasi itu dikembalikan ke tempat pembibitan setelah dipakai untuk event tertentu. Tetapi, karena rusak parah, tanaman-tanaman itu tidak bisa dipakai lagi. ’’Kita sayangkan, demonya cuma sehari, tetapi perbaikannya butuh waktu lama,’’ ujarnya kemarin.
Dia mengatakan, tanaman penghias jalan tersebut rencanaya dipajang hingga Minggu besok (24/8). Biasanya taman-taman dadakan itu dipajang dua minggu. Namun, lantaran khawatir mengganggu para pengguna jalan, pihaknya mempercepat waktu pajang taman dekorasi tersebut.
Terkait perbaikan Taman Patung Kuda, pihaknya mendapatkan tawaran beberapa perusahaan swasta yang siap merekonstruksi. ’’Nanti ada CSR. Jadi, perbaikannya tidak pakai APBD,’’ terang dia. (fai/bad/co1/oni/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Naik jadi Gubernur DKI, Ahok Putus Proyek Monorel
Redaktur : Tim Redaksi