Tamatan SMP, Modal Awal Rp 1 Juta, Kini Asetnya Miliaran Rupiah

Sabtu, 10 Juni 2017 – 00:12 WIB
Sumardi sukses mengembangkan usaha toko mainan. Hingga kini asetnya tercatat mencapai miliaran rupiah. Foto: SYAMSUDIN/RADAR SAMPIT/JPNN.com

jpnn.com - Sumardi merintis usaha dengan sangat gigih. Kini dia menjadi pengusaha mainan anak-anak yang sukses dan cukup ternama di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng. Lulusan SMP ini mampu bersaing di tengah menjamurnya pengusaha mainan anak-anak.

SYAMSUDIN, Pangkalan Bun

BACA JUGA: Baginya, Menjadi PNS Harga Mati, Itu Dulu, tapi Kini…

PRIA kelahiran Boyolali 17 Mei 1973 ini merantau ke Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Kobar sekitar tahun 2001 silam.

Dia bertekad merantau untuk mengubah nasibnya di Bumi Marunting Batu Aji bersama istri tercintanya.

BACA JUGA: Dukung Pengusaha Nahdliyin, Jokowi Janjikan 2 Hal Penting

Awal menjalani hidup di Pangkalan Bun, dia mencoba peruntungan dengan menjual sembako (sembilan bahan pokok). Usaha pertamanya ini ternyata gagal berkembang. Hingga akhirnya dia memilih mundur.

Meski demikian, Sumardi tidak berputus asa. Dia kemudian memilih berjualan mainan anak-anak.

BACA JUGA: Pioner Pengembangan Batam Ini Minta Pengusaha Jangan Mengeluh

Pria lulusan SMP 2 Boyolali ini mengawali jualan mainan ini dengan modal hanya Rp 1,4 juta. Itu pun menggunakan tabungan istrinya.

Meski berjualan keliling, dia tetap bersemangat dan gigih berjuang demi menghidupi keluarganya.

Bisnis ini justru berkembang pesat. Dia mengungkapkan, dari modal Rp 1,4 juta tersebut, bisa berkembang menjadi Rp 6 juta.

Kemudian, dari Rp 6 juta dimodalkan kembali untuk bisnis menjadi Rp 17 juta. Sejak itu dia tidak lagi keliling, tetapi menyewa kios untuk mengembangkan usahanya.

”Tahun 2005 mulai sewa kios, membuka grosiran dan akhirnya terus berkembang. Pada tahun 2008 ke atas, saya mulai fokus pembelian aset,” tutur Sumardi.

Sejak saat itu, setiap tahunnya Sumardi membeli satu aset yang nilainya miliaran. Sekarang, sudah ada delapan aset yang dimilikinya, berupa ruko dan toko.

”Sekarang saya sudah punya empat toko yang berada di Jalan Paku Negara dan kawasan Bamban,” kata pria lima anak ini.

Menurut Sumardi, usaha yang dinamai Central Toys ini, sejak awal diniatkan juga untuk membantu, karena dia melihat masih ada rekan-rekannya yang menganggur. Melalui usahanya tersebut, dia berharap bisa turut membantu meringankan beban orang lain.

Sejak membuka usaha grosir mainan anak-anak, dia juga menularkan ilmunya kepada karyawan-karyawannya tanpa takut usahanya tersaingi.

”Sudah banyak karyawan saya yang membuka usaha seperti ini, bahkan saya ajari tanpa takut saya merasa tersaingi. Buktinya, di Pangkalan Bun sudah banyak toys-toys yang bermunculan di sini dan malah kita bermitra,” tuturnya.

Sumardi meyakini rezeki sudah ada yang mengatur. Sepanjang manusia bekerja keras, tentu rezekinya akan ada.

Disinggung soal dukanya selama menjalankan bisnis tersebut, ia justru tersenyum dan mengaku hampir merasa tidak pernah berduka atau resah.

Memang, tidak sedikit pelanggannya yang mengambil barang, kemudian tidak mengembalikan akibat bangkrut. Namun, selama ini tidak pernah mempersoalkan hal itu, karena sejak awal niatnya sambil membantu.

”Kalau dihitung-hitung lumayan banyak. Kalau satu orang saja berkisar Rp 40 juta, sudah berapa kalau sampai puluhan orang?” katanya.

Tetapi terkait hal ini, dia memaknai bukan sebuah duka atau kerugian, karena niat awalnya merintis usaha adalah untuk berbagi dan menolong.

Dia mengaku tidak tega melihat orang sudah bangkrut, lalu dikejar-kejar untuk membayar utangnya.

”Kalau sudah bangkrut, ya mau diapakan lagi? Ketemu saja kadang malu orangnya. Masa masih saya uber-uber,” katanya.

Menurut Sumardi, selama sekitar 16 tahun dia menggeluti bisnis mainan anak-anak, namun belum pernah bermasalah dengan karyawannya.

Kini ia memiliki 14 karyawan. Rata-rata orang yang pernah bekerja di Central Toys, sudah banyak bahkan sudah memiliki usaha sendiri.

Sumardi menuturkan, dalam bisnis, selain bersungguh-sungguh berpikir, juga mengejar keberkahan dengan cara tidak lupa untuk berbagi. Hal itu mampu mendorong rezeki selalu datang kepadanya.

Dia juga bersyukur, lima anaknya masuk pesantren. Anaknya yang pertama sudah sekolah di perguruan tinggi semester 3.

”Anak-anak pesantren semua. Alhamdulillah, semua menurut dan tidak neko-neko. Keluarga kami selalu sehat. Sungguh, kami sangat bersyukur,” ujarnya seraya menyatakan niatnya untuk pergi naik haji ke Tanah Suci. (***/ign)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Omzet Mencapai Rp 60 Juta Per Bulan, Wouw Banget!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pengusaha   mainan  

Terpopuler