Tambang Emas yang Menewaskan 9 Warga Bekas Peninggalan Zaman Belanda

Minggu, 19 April 2020 – 17:18 WIB
Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto (kiri) meninjau lokasi tertimbunnya 9 pendulang emas di Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari, Solok Selatan. Foto: Antara

jpnn.com, SOLOK SELATAN - Sembilan warga Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tertimbun galian pada Sabtu petang (18/4).

Lokasi itu merupakan lokasi penambangan emas peninggalan zaman penjajahan Belanda.

BACA JUGA: Innalillahi, 9 Orang Meninggal Dunia Tertimbun Tanah

"Informasi yang kami peroleh itu bekas tambang peninggalan di zaman Belanda. Jadi mereka mencari emas dengan mendulang atau tradisional di lokasi tersebut," ungkap Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto menyatakan usai meninjau lokasi tertimbunnya sembilan warga Ranah Pantai Cermin tersebut di Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Minggu (19/4).

Saat memindahkan korban yang dilakukan hingga Minggu dini hari, sebutnya, tidak ditemukan alat berat yang digunakan untuk menambang emas. Pemindahan korban juga dilakukan dengan cara manual, tanpa alat berat.

BACA JUGA: Dua Orang Tewas Tertimbun Longsor di Gunung Sangga Buana

Saat kejadian, sebutnya, 12 orang yang tengah mendulang emas. Tiga orang mendulang di bagian luar, sementara sembilan orang yang menjadi korban mendulang di bagian dalam lubang.

"Tiga orang yang selamat tersebut yang memberikan informasi dan melakukan evakuasi awal," ujarnya.

BACA JUGA: Komplotan Pelaku Gendam Akhirnya Ditangkap, Tiga Wanita, Tuh Tampangnya

Polisi kini tengah melakukan olah tempat kejadian peristiwa (TKP) yang berjarak sekitar empat sampai lima kilometer jalan utama dengan kondisi jalan perbukitan.

Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan Abdul Rahman menyebutkan, di Nagari Ranah Pantai Cermin banyak lokasi penambangan emas peninggalan zaman Belanda.

"Pandemi Covid-19 ini saat mempengaruhi ekonomi masyarakat. Masyarakat Sangir Batanghari ini sebagai besar petani komoditas ekspor seperti sawit, pinang, karet yang harganya saat ini anjlok. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka menambang secara tradisional di Jorong Talakiak yang terdapat banyak bekas tambang emas Belanda," katanya.

Ia memastikan penambangan yang dilakukan para korban yang tertimbun itu memakai cara tradisional, karena dari sembilan korban tersebut satu di antaranya perempuan yang ikut mendulang.

"Kalau memang menggunakan alat berat enggak mungkin ada perempuan di dalam (lubang tambang)," ujarnya.

"Warga yang tertimbun tersebut masih memiliki talian kekerabatan," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler