jpnn.com - SERANG-Gubernur Banten, Rano Karno mengunjungi para korban banjir bandang di sejumlah lokasi di wilayah Pantai Carita dan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Orang nomor satu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten itu juga mengunjungi Posko Pengungsia Banjir Anyer di Kabupaten Serang, kemarin (26/7).
Lokasi pertama yang dikunjungi Rano adalah melayat ke rumah keluarga empat korban meninggal di dalam mobil yang terjebak banjir di Kampung Panguseupan, Kecamatan Labuan. Di rumah duka, Rano menyampaikan belasungkawa dan memberikan bantuan uang Rp 20 juta rupiah untuk empat korban meninggal tersebut.
BACA JUGA: Sekarang Ada Martabak Pokemon Lho Guys!
Usai melayat, gubernur yang ngetop lewat ’Si Doel Anak Sekolahan itu’ lantas meninjau lokasi bencana dan dapur umum di Desa Teluk, Kecamatan Labuan.Di kedua lokasi itu dia menyempatkan makan siang bersama korban banjir dan para relawan. Di lokasi itu, Rano juga menyerahkan bantuan kepada 10 orang korban banjir masing-masing Rp 5 juta.
Setelah dari Labuan, Rano memantau wilayah yang dilanda banjir bandang, Pantai Carita dan Anyer tepatnya di titik lokasi bencana yakni Desa Kalang Anyar, Kecamatan Anyer serta ke dapur umum di posko utama banjir di Kecamatan Anyer. Rano menegaskan, banjir di wilayah Labuan, Carita dan Anyer sudah surut.
BACA JUGA: Angka Perceraian Guru Naik, Dipicu Gaya Hedonis?
Saat ini pihak BPBD Banten, BPBD Kabupaten Pandeglang dan BPDB Kabupaten Serang bersama dinas dan instansi terkait sedang melakukan pembersihan jalan-jalan yang tertimbun lumpur akibat banjir bandang yang terjadi Senin dini hari lalu (25/7).
”Hari ini masih berlangsung pembersihan jalan-jalan dengan mengerahkan alat berat. Mudah-mudahan dalam waktu dua sampai tiga hari sudah selesai. Dan kondisi akan kembali normal,” kata Rano. Dia juga menegaskan, sebanyak 60 rumah yang hancur akibat banjir bandang itu akan diberikan bantuan rehabilitasi.
BACA JUGA: Pak Bupati, Wargamu tuh...Ajak Istri Stroke Mengemis
Dana rehabilitasi itu bersumber dari APBD Banten serta bantuan pihak lainnya. ”Kalau rumah yang rusak, jumlahnya kan tidak lebih dari 60 unit. Nah kebetulan kita juga punya program bedah rumah, nanti dibantu sama beberapa perusahaan BUMN dan swasta,” ungkapnya juga.
Saat meninjau lokasi bencana itu, Rano didampingi Sekda Banten, Ranta Suharta dan Ketua DPRD Banten, Asep Rahmatullah. Juga hadir sejumlah kepala SKPD Provinsi Banten dan SKPD Kabupaten Lebak turut mendampingi sidak tersebut.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Rano Karno meminta dinas terkait dan kabupaten/kota melakukan evaluasi mengenai kondisi lingkungan di daerah sekitar. Seperti adanya penebangan liar. Agar tidak ada kejadian serupa pada tahun-tahun berikutnya.
”Banten ini kan ditunjuk sebagai daerah pariwisata. Makanya kita sebagai masyarakat Banten harus sadar wisata untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan,” katanya.
Mantan Wakil Bupati Tangerang itu juga berharap banjir yang melanda kawasan utama di Banten itu tidak memberikan dampak negatif terhadap pariwisata di sana. Utamanya di daerah sekitar Pantai Carita dan Pantai Anyer. ”Makanya hari ini kita turun ke lapangan, mudah-mudahan dampak kejadian ini tidak besar terhadap pariwisata,” ungkapnya juga.
Sementara itu, Kepala BPBD Banten, Sumawijaya mengatakan secara umum kondisi banjir di beberapa lokasi yang melanda Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang sudah surut. Meski begitu, saat ini masih dilakukan pembersihan jalan-jalan yang tertimbun lumpur di titik banjir dari Kecamatan Labuan, Carita dan Anyer.
”Alat-alat berat terus bekerja membersihkan lumpur di jalan. Tanggap darurat itu biasanya lima hari setelah kejadian,” terangnya.
Dia mengatakan, sejumlah bantuan dari BPBD Banten sudah didistribusikan kepada para korban banjir, seperti makanan, obat-obatan, selimut, genset, air bersih, air minum serta peralatan untuk membersihkan lumpur dari rumah-rumah warga yang terkena banjir.
”Jumlah rumah yang terkena banjir di Anyer itu 2.209 rumah. Sebanyak 181 diantaranya rusak berat dan 50 rumah hilang tersapu banjir bandang, sawah terendam 604 hektare, enam sekolah terendam, dua jembatan putus, satu bendungan jebol dan kendaraaan hilang sebanyak 3 unit,” paparnya.
Sumawijaya menjelaskan, penyebab terjadinya bencana banjir bandang dikarenakan pegunungan Akarsari (Aseupan, Karang, Pulosari) debit airnya melebihi kapasitas sungai hingga tidak bisa tertambung. Apalagi tingginya debit air dari pegunungan Akarsari berdekatan dengan titik muara sungai
”Selain itu disinyalir banyaknya penambangan liar di lokasi pegunungan, sehingga zona resapan air juga berkurang,” pungkasnya juga. (yas/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kartu JKN Palsu Beredar, Warga Diminta Jangan Urus Lewat Calo
Redaktur : Tim Redaksi