Tanam Ubi dan Pisang Cuma Kedok, Ternyata...

Sabtu, 02 April 2016 – 08:24 WIB
Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 406/CK Pos Kalimao, mengamankan tanaman ganja. Foto: source for Cenderawasih Pos

jpnn.com - JAYAPURA - Ladang ganja semakin sering ditemui di Papua. Ini membuktikan bahwa konsumen barang ilegal di Tanah Air itu ternyata tidak hanya mendapatkannya dari 'impor' Papua New Guinea (PNG), namun sudah memproduksi sendiri.

Setelah Polres Keerom menemukan ladang ganja di Kampung Banda Distrik Waris, Selasa (29/3) lalu, Satuan Penugasan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG Yonif 406/CK Pos Kalimao di bawah Kolakops Korem 172/PWY melaporkan kembali menemukan ladang ganja dengan jumlah tanaman puluhan pohon di sekitar Dusun Kalilapar, Kamis (31/3). 

BACA JUGA: Kisah Donjuan, Resepsi Nikah Mewah malah Cerai

Tanaman yang ditemukan ini sudah mencapai tinggi 1 sampai dengan 2,5 meter diamankan oleh 12 orang personel Satgas Pamtas Yonif 406/CK Pos Kalimao pimpinan Letda Inf Buyung. 

"Tanaman haram ini ditemukan atas informasi yang kami dapatkan dari masyarakat yang curiga adanya pohon yang tidak biasa ditanam di daerah tersebut yang dicurigai sebagai pohon ganja," ungkap Buyung seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Sabtu (2/4).

BACA JUGA: Sewot, Satpam Night Club Lempar Kamera Wartawan

Untuk memastikannya warga tersebut lantas kembali membawa contoh daun dan setelah dilihat secara seksama ternyata tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan ganja. Setelah mengetahui hal tersebut pihaknya langsung memerintahkan kepada anggotanya agar segera mengamankan barang bukti ke Pos Kalimao dan selanjutnya dilaporkan ke Komando atas. 

"Di lokasi penemuan ganja tersebut tidak tampak adanya pohon ganja yang ditanam karena tersamar oleh tanaman ubi dan pisang, sehingga apabila kami tidak jeli melihatnya maka tidak akan kelihatan bahwa disitu adanya ganja yang ditanam," katanya. (wen/tri/adk/jpnn)

BACA JUGA: Keluarga Sang Kapten Tugbaot yang Disandera Gelar Ibadah

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga BBM Turun, DPRD Desak Pemko Turunkan Tarif Angkutan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler