Tanda-Tanda Pemulihan Ekonomi AS Memukul Harga Emas, Aduh!

Jumat, 19 November 2021 – 06:30 WIB
Harga emas tergelincir. Foto: ANTARA/Shutterstock/pri

jpnn.com, JAKARTA - Investor memprediksi The Fed bakal kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan.

Pasalnya, data klaim pengangguran mingguan AS yang menggembirakan muncul pascadata inflasi kuat baru-baru ini.

BACA JUGA: Aduh! Harga Emas Tergelincir, tetapi

Harga emas pun terimbas dan tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8,8 dolar AS atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 1,861,40 dolar AS per ounce. Emas juga jatuh karena investor masih mengambil keuntungan setelah harga emas mencapai level tertinggi sejak Juni.

BACA JUGA: Akhir Pekan Enaknya Jual atau Beli? Cek Dulu Bun Daftar Harga Emas Hari Ini

Sehari sebelumnya, Rabu (17/11), emas berjangka terangkat USD 16,1 atau 0,87 persen menjadi USD 1.870,20.

Ahli strategi pasar senior di RJO Futures Daniel Pavilonis mengatakan meskipun terjadi penurunan harga, emas masih bertahan di dekat level tertinggi dalam lima bulan.

BACA JUGA: Masih Moncer, Harga Emas Diprediksi Terus Menguat hingga Sebegini

“Salah satu alasan utama lonjakan emas ini adalah bahwa suku bunga turun cukup keras. Tapi kemudian, mereka bangkit kembali, sehingga menjaga kenaikan terbatas pada emas,” kata Pavilonis.

Data pada Kamis (18/11) menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun mendekati level pra-pandemi pekan lalu. Tanda-tanda pemulihan ekonomi mengurangi permintaan untuk logam safe-haven.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (18/11) membeberkan bahwa klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 1.000 menjadi 268 ribu yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 13 November. Ini adalah level terendah sejak dimulainya Covid-19 di Amerika Serikat.

"Itu hanya berkorelasi dengan probabilitas yang lebih tinggi dari Fed yang benar-benar harus menaikkan suku bunga," kata Pavilonis.

Pavilonis menyebut imbal hasil obligasi pemerintah AS bertahan di dekat tertinggi tiga minggu baru-baru ini, sementara USD berhenti sejenak, tergelincir kembali dari puncak 16 bulan.

USD yang lebih lemah membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, telah naik karena melonjaknya harga-harga konsumen di AS dan Eropa. Tetapi itu juga telah meningkatkan spekulasi untuk kenaikan suku bunga lebih awal, yang akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler