Tanfidzul Khoiri, Milenial asal Madiun, Peternak yang Punya Omzet Rp 90 Juta per Bulan

Jumat, 24 April 2020 – 15:21 WIB
Usaha yang telah ditekuni oleh milenial asal Madiun selama delapan tahun itu membuahkan hasil yang memuaskan. Foto: BPPSDMP

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa saatnya pembangunan pertanian dilanjutkan oleh generasi milenial yang saat ini semakin cerdas dalam mencari peluang bisnis.

Mereka yang telah terjun dan mencintai dunia pertanian maupun peternakan akan makin menguasai bagaimana mengembangkan usahanya mulai dari hulu sampai hilirnya menjadi peluang bisnis.

BACA JUGA: Muslimin, Masih Muda, Peternak Ayam Kampung, Punya Omzet Rp 165 Juta per Bulan

“Apalagi ditambah dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti startup akan makin menjanjikan tentunya," tegas Dedi.

“Jumlah startup pertanian yang semakin bertambah dan meningkat, membuktikan bahwa sektor pertanian termasuk di dalamnya bidang peternakan adalah sektor yang punya peluang besar untuk usaha dan menandakan regenerasi petani sedang berjalan," tegas Dedi.

BACA JUGA: Vivi, Milenial Pengolah Limbah jadi Pakan Ayam, Omzetnya Rp 26 Juta per Bulan

Adalah M. Tanfidzul Khoiri salah satu generasi milenial pertanian yang dinobatkan sebagai Duta Petani Muda Indonesia pada tahun 2014.

Ia telah berhasil mengembangkan bidang peternakan mulai dari budidaya kambing dan domba, membuat pakan silase dan konsentrat, pupuk organik, perlengkapan ternak ruminansia hingga melayani akikah siap saji dan kambing guling.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Paparkan Capaian Kinerja Empat Tahun

Usaha yang telah ditekuni oleh milenial asal Madiun Jawa Timur selama delapan tahun ini membuahkan hasil yang memuaskan.

Kini ia menjabat sebagai Owner Kandank Oewang, Ketua P4S LKPNU (Lembaga Kajian dan Pengembangan Potensi Umat) yang dibina Pusat Pelatihan Pertanian dan Ketua koperasi slamet agri culture Jawa Timur.

“Alhamdulillah setiap hari pemasukan dari penjualan silase dan konsentrat, ternak domba, pupuk organik, melayani akikah siap saji dan kambing guling serta pelatihan mencapai 90 juta per bulan. Kalau dikalkulasi dalam satu tahun mencapai Rp 1.080.000.000,” ujarnya.

Khoiri mengakui profesinya ini sangat keren. Ada banyak manfaat dari profesi sebagai peternak atau terlibat dalam bidang pertanian, di antaranya adalah kebebasan mengatur waktu, sehat secara fisik karena senantiasa berkeringat dan bisa berkomunikasi secara batin pada ternak.

Selain itu menurutnya, dalam hal finansial orang yang fokus dalam bidang peternakan bisa memiliki penghasilan yang lebih baik dari profesi lainnya, ada penghasilan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

"Sebagai contoh, dengan domba 80 ekor ada yang beranak dan ada yang dibeli peternak lain, produksi kotoran setiap hari rata-rata 80 kg dan harga jual kompos per karung kecil Rp 20.000, produksi silase setiap bulan 30 ton dengan harga Rp 1100/kg, konsentrat produksi perbulan 30 ton dengan harga Rp 4500/kg, penjualan domba untuk akikah dengan harga 1,5 – 2,5 Juta, Dari usaha ini omzet yang bergerak setiap bulan adalah Rp. 90 juta atau kalau setahun Rp 1,08 miliar," katanya.

"Saya berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi peternak. Jangan takut dan ragu untuk terjun dalam sektor peternakan. Beternak itu menjanjikan dan menguntungkan. Sudah semakin banyak yang merasakan manfaat dari sisi finansial jika fokus di bidang peternakan, bahkan ada di antara rekan kami pengelola P4S sesama petani muda yang mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp. 100 juta dalam sebulan," tuturnya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler